LOL.
The title is sooo ridiculous, huh?
Awesome, isn't it?
It is NOT, I know.
But, well...
Here we are!
Introducing the untitled novel again...
Feeling the still-untitled-novel's heart beats.
About to puke?
***
Awesome, isn't it?
It is NOT, I know.
But, well...
Here we are!
Introducing the untitled novel again...
Feeling the still-untitled-novel's heart beats.
About to puke?
***
Novel ini hanyalah sebuah rangkaian kata-kata biasa yang lahir pada tanggal 24 Juli 2010.
Lahir tanpa nama, dengan ide ala kadarnya dari seorang remaja yang menaruh hatinya pada dunia menulis.
Awal degub-degub kehidupan.
Lahir tanpa nama, dengan ide ala kadarnya dari seorang remaja yang menaruh hatinya pada dunia menulis.

Awal degub-degub kehidupan.
Sempat ditelantarkan sejenak, ia menelan ludah begitu penulis memilih lebih fokus pada pengiriman saudaranya--Setetes Embun Malam--ke luar kota.
Namun, penderitaannya tak bersarang lama.
Penulis datang, jarinya menari-nari di atas keyboard, menggelitik dirinya dan menciptakan degub jantung yang sudah lama musnah.
Click!
Namun, penderitaannya tak bersarang lama.
Penulis datang, jarinya menari-nari di atas keyboard, menggelitik dirinya dan menciptakan degub jantung yang sudah lama musnah.

Click!
"Merlion yang bertransformasi menjadi Eiffel."
Mungkin benar, ilustrasi itu adalah kata yang paling pas untuk menggambarkannya.
Skenario kehidupannya berubah sudah.
Berganti setting di Perancis, dengan salah satu bagian cerita yang mengambil tempat di Menara Eiffel.
Tanpa melupakan Indonesia, tentu saja.
Diawali dengan kata-kata yang keluar begitu saja dari sudut pandang hati tokoh....
Mungkin benar, ilustrasi itu adalah kata yang paling pas untuk menggambarkannya.

Skenario kehidupannya berubah sudah.
Berganti setting di Perancis, dengan salah satu bagian cerita yang mengambil tempat di Menara Eiffel.
Tanpa melupakan Indonesia, tentu saja.
Diawali dengan kata-kata yang keluar begitu saja dari sudut pandang hati tokoh....

.... Rupanya beribu kata sudah terangkai, membentuk suatu kesatuan yang menyambung nafas kehidupannya.
Semakin banyak kata yang bersatu, semakin utuhlah ia, semakin dekatlah ia pada waktunya.
Detak jantungnya hingga detik ini.
Semakin banyak kata yang bersatu, semakin utuhlah ia, semakin dekatlah ia pada waktunya.

Detak jantungnya hingga detik ini.
Benar, waktunya memang hampir tiba.
Berbagai pilihan merajalela...
Apakah ia berhasil tumbuh sempurna sebelum waktunya tiba?
Haruskah ia menunggu lebih lama, membiarkan waktu mengejarnya?
Atau bahkan... Apakah suatu hari nanti ia hanya akan membeku, bertransformasi menjadi lumut?
Membiarkan hati penciptanya terombang-ambing, antara ya dan tidak.
Waktu memang berjalan begitu cepat, namun mampukah ia?
Waktu itu...
Hari demi hari meluruh, matahari dan bintang bergiliran menghantui.
Berbagai pilihan merajalela...
Apakah ia berhasil tumbuh sempurna sebelum waktunya tiba?
Haruskah ia menunggu lebih lama, membiarkan waktu mengejarnya?
Atau bahkan... Apakah suatu hari nanti ia hanya akan membeku, bertransformasi menjadi lumut?
Membiarkan hati penciptanya terombang-ambing, antara ya dan tidak.
Waktu memang berjalan begitu cepat, namun mampukah ia?
Waktu itu...
Hari demi hari meluruh, matahari dan bintang bergiliran menghantui.
Time tic tocs so fast, huh?
Inilah, inilah saatnya.
Saat di mana mimpi dipertaruhkan.
Detik-detik waktu akan mengujinya, membuktikannya.
Detik-detik waktu yang berputar, kedua tangan ini yang menari di atas keyboard - siapakah yang lebih cepat?
Diakhiri dengan serangkaian kata di ekor novel ini, kuharap jari-jari itu dapat menaklukkan waktu.
Saat di mana mimpi dipertaruhkan.
Detik-detik waktu akan mengujinya, membuktikannya.
Detik-detik waktu yang berputar, kedua tangan ini yang menari di atas keyboard - siapakah yang lebih cepat?
Diakhiri dengan serangkaian kata di ekor novel ini, kuharap jari-jari itu dapat menaklukkan waktu.
***

"Writer is words entrepreneur."
-Raditya Dika
Ya, inilah dia.
Sebuah seni yang tidak bisa dideskripsikan.
-Raditya Dika
Ya, inilah dia.
Sebuah seni yang tidak bisa dideskripsikan.

0 komentar:
Posting Komentar