Senin, 29 November 2010

SHS: Coming Soon

Oh well, hari Minggu lalu di gereja waktu puji Tuhan, tiba-tiba sebuah gagasan - oh bukan, lebih tepatnya pertanyaan - mendarat di kepalaku.
Setelah berpikir sedikit-banyak lama, akhirnya aku memutuskan untuk membahas ini di blog - setelah tertunda satu hari, karena kemarin aku belajar buat UAS sampai hampir autis.

"Hidup itu seperti apa sih?"

Exactly, seperti itu.
Pertanyaan yang sesederhana itu, tapi bisa membuatku menguras otak sedemikan keras.
Mungkin terdengar simple sekali, tapi coba kalian pikir, apa jawaban yang paling tepat?

Well yes, hidup itu berputar, sudah pasti nggak terpaku pada satu titik aja.
Jadi, perumpamaan yang pertama kali muncul di otakku adalah .. gasing.
Ya, gasing, benda yang kalau ditarik berputar itu, mainan kesukaan anak kecil.

Tapi setelah pikir-pikir lagi, aku merasa gasing kurang cocok.
Gasing memang berputar, tapi lama-lama ia melamban, remember?
Jadi, gasing? Coret.

Setelah itu, pikiranku melayang ke libur lebaran lalu, aku sempat mampir ke Malaysia, main di salah satu Indoor Theme Park, kalau nggak salah namanya Cosmos.
Salah satu mainan favoritku namanya 'Wave' kalau nggak salah.
Jadi itu seperti permainan yang mengajak kita membelah angin - seperti itu bahasa bombastisnya.
Kita duduk di semacam kereta, lalu muter-muter di relnya dengan kecepatan tinggi.

Aku jadi sedikit berimajinasi, hidup itu seperti permainan itu.
Dengan catatan, permainan 'Wave' yang mesinnya rusak. :P
Get what I mean?
Jadi, yeah, muter-muter terus dengan kecepatan tinggi, tapi nggak berhenti-berhenti.

Berputar, well...
Setelah aku mendalami lagi, sepertinya juga kurang tepat.
Perumpamaan ini kan mirip dengan kata-kata 'hidup itu bagaikan roda', dan jujur saja aku kurang setuju.

Memang benar, kadang kita di atas, kadang kita di bawah.
Tapi situasinya kan berbeda.
Nggak seperti roda, kalau di atas ya dihembus angin, kalau di bawah ya mencium aspal.
Hidup nggak selalu begitu, kan?
Jangan salah, hidup itu cukup kreatif untuk memberi kita permasalahan yang beragam, tanpa kita bisa pilih menunya.

Jadi ya, aku tetap merasa kalau permainan 'Wave' itu kurang mewakili.
Nyatanya, kita nggak pernah berdiri di satu tempat yang sama, bukan?

Jadi, setelah berpikir begitu lama, aku masih nggak bisa menemukan jawaban yang tepat seratus persen.
Hidup itu seperti apa?
Ya .. Seperti ini.

Kemudian aku kembali melayang, merenungi nasib - itu kalimat ironisnya.
Melayang ke masalah waktu.
Bagaimana gilanya dunia ini membawa aku ke sana kemari, tanpa aku bisa menolak.

Rasanya baru kemarin aku menapaki grade 9, mengerjai anak-anak kelas 7, duduk di bangunan sekolah yang baru.
Tapi sekarang udah hari pertama UAS.
HARI PERTAMA UAS!
Get it?
Artinya sebentar lagi aku selesai UAS, lalu libur sejenak, lalu try out, lalu UNAS, lalu .. ya, selesai.

Aku seperti berada di antara ada dan tiada, hahaha.
Antara kenyataan dan alam bawah sadar.

Aku sadar betul kalau waktu berjalan sangat cepat.
Karena itu, aku juga sadar betul kalau aku sedang berkeluh-kesah.
Hahaha.

Di sela-sela les, aku pernah bilang sama Ce Ribka, berkeluh kesah sejenak kalau waktu berjalan sangat cepat, bentar lagi SMA sementara aku masih ingin di sini, di bangku SMP.
Dia bilang aku aneh, haha!
Kebanyakan orang malah mau cepet masuk SMA, tapi aku nggak.

Well, sebenarnya bukan masalah 'label' SMAnya, teman-teman.
Bukan seragamnya yang ganti, bukan pelajarannya yang tambah susah, bukan juga masalah umurku yang makin tua.
Alasanku jauh-jauh berbeda dari itu semua.
Kalau SMA ya udah, terus kenapa? - that's what I think.

Masalahnya... Terletak pada kebersamaan ini.
Pada tempat aku duduk, bersama teman-teman dan guru-guru yang ada di sekeliling.
Well, aku sudah di Benih Kasih sejak playgroup, dan otomatis sudah ketemu teman-teman yang ini di MDC (lagi).
Kalian bisa bayangin sudah berapa tahun aku kenal mereka, belasan.
Belasan. -HELLO?

Gosh .. aku pasti bakal kangen sama guru-guru, itu yang pertama.
Aku bakal kangen sama mereka-mereka, si A yang suka bilang 'Heh heh heh heh!' sambil pura-pura melayangkan tinju, si B yang sukanya pake bahasa gaul 'Guys!', si C yang suka mengerut-ngerutkan alis, si D yang punya perut tambun, si E yang punya nama kocak, sampai si Z yang menyebut busa sebagai soda.
Mereka semua, tanpa terkecuali.

Aku juga pasti akan kangen setengah mati sama teman-teman gila ini, yang udah duduk dalam satu ruangan bareng sama aku selama belasan tahun.
Dia yang model lebay, dia yang kalau ketawa kayak kuntilanak, dia yang kalau malu mukanya merah abis-abisan, dia yang .. semuanya.
Mereka semua, tanpa terkecuali.

Kalau udah tahu waktu berjalan begitu cepat, lalu kenapa nggak sekalian SMA di MDC juga aja?
Oke, aku tahu, SMA itu perhentian terakhir.
Itu yang menyebabkan casenya lebih serius dari yang lainnya.
Aku juga nggak mau kecewa, nggak mau salah pilih, but the fact is, semua itu ada resiko dan konsekuensinya.

Well, mungkin beberapa orang tahunya aku diem sekali, tapi orang-orang yang lain mungkin menepis kuat-kuat dan bilang aku ini hampir mendekati tahap autis.

Karena .. inilah pengakuannya.
Aku bisa 'gila' sama mereka-mereka yang udah bersama aku dalam jangka waktu lama - seperti temen-temen sekolah, misalnya.
Karena, yeah, aku ini orangnya memang nggak bisa 'take a move first'.
Tunggu orang dateng ke aku dulu (atau nggak tunggu waktu jalan dulu, haha!), baru aku bisa deket, dan bisa berteman baik.

Aku mau pindah bukan karena nggak suka sama MDC - man, yang bener aja, aku udah cinta mati sama orang-orang di dalamnya.
Tapi karena life must go on, dan aku nggak bisa kayak gini terus, haha.

Aku seperti .. harus keluar dari cangkangku.
Yeah, begitulah, seperti kura-kura, kalau kalian ingat buku cerita Franklin.
Seperti itulah, seperti Franklin.
Nyatanya dunia bukan selebar cangkangku, tapi jauh di luar sana, ada banyak hal yang menanti.
Mungkin satu poin itulah yang harus aku benahi.

Time flies, aku memang nggak punya waktu banyak lagi dengan serba-serbi koleksi guru dan teman 'gila' itu, dan sekaligus - bad newsnya - aku nggak punya waktu banyak lagi untuk memutuskan.
Well, itu bukan pergumulan saya saja sebenarnya, tapi juga sebagian teman-teman yang lain.

Hanya saja, setiap kita punya kaki masing-masing, berhak menentukan ke mana kita akan melangkah.
Memang benar, pasti banyak dari kita yang udah kepencar-pencar.
Life must go on - nggak berarti persahabatan kita harus lepas juga, tapi yang bergerak cepat itu adalah si Abang Waktu.
Begitulah kenyataannya. X_X

Mau menghindar juga nggak bisa, toh waktu berjalan makin cepat.
Yang bisa aku lakuin, ya jalani aja.
Setiap dari kita kan masih ada di lingkup dunia, dan ada tangan Tuhan yang menggerakkannya. :)
Setiap dari kita punya jalannya masing-masing...

Kembali pada topik tentang hidup yang tadi, aku tetap nggak bisa menemukan jawabannya.
Hidup itu .. ya seperti ini.
Seperti ini - tempatmu menapaki kaki, menaruh hatimu, memutuskan mau terbang atau tidak.
Hidup itu bukan seperti gasing atau mainan Wave tadi.
Hidup itu .. ya seperti ini.

Ngomong-ngomong, hidup itu terlalu singkat untuk dihabiskan dalam keluh kesah - aku baru sadar, hahaha.
Keluh kesahku juga nggak akan menghentikan denyut waktu.
Daripada keluh kesah itu makin mengikis waktu yang tersisa, ya mending seperti slogan salah satu iklan itu, enjoy aja.
Enjoy iya, tapi juga give the best. :D

Tidak perlu bingung tentang pertanyaanku tadi - hidup itu seperti apa.
Tugas kita bukan menjawabnya, tapi menjalankannya.
Seperti apa hidupmu, itu tercermin dari dirimu sendiri, dari setiap langkahmu, dari setiap keputusanmu.

Selebihnya .. biar Tuhan yang menjawab. :)

Rabu, 24 November 2010

23.11.10

23.11.10 - 22:38



Dzooomm!
YABADABADOOOOOOOOO! :D

Inhale, exhale. :)


So here's the story, my adventure.
Petualangan yang barangkali memang sudah dimulai cukup lama.
Aku tidak bilang sangat, aku bilang cukup. :P
Perjalanan itu, perjalanan sejak aku terdampar dalam pulau ini dan membiarkan awan-awan mengajakku menggapai titik puncak bintang.

Namun perjalanan kali ini berbeda.
Jauh, jauh berbeda, karena kini ia kembali mengangkat hatiku, menari bersama melodi yang mengalun, jatuh-bangun bersama pikiran merajalela yang buntu, tapi menarikku kembali pada titik ini: harapan.

Mélodie d'Amour.

Ingat saat kala itu aku berkata bahwa targetku adalah 15 November?
Mamamia, pardon my attitude. :(
Aku memang sudah berusaha mengebut, tapi tidak bisa dipungkiri lagi, ada saat-saat tertentu di mana dunia perselancaran internet tampak jauh lebih menarik.
Yehhh.

Aku ingat benar, hari itu Senin pagi, dan aku tahu komitmenku musnah sudah.
Hari itu ada pelajaran olahraga, dan aku pun mulai melancarkan pengakuan dosa.
Aku bilang sama Angel, "Sorry dear, ceritaku belum selesai.." :|

Kenapa aku bilang sorry?
Well, karena aku merasa bersalah. -__-
Saat itu aku pikir, Angel ngasih aku deadline itu supaya aku bisa segera konsen sama Elemen: Segi-Segi Kehidupan.

Tapi, Kawan, inilah kenyataannya: aku salah.
Alasan Angel bukan 'sedangkal' itu.
Aku lupa tepatnya dia bilang apa, tapi aku ingat betul apa intinya.
Well, dunia kepenulisan yang sebenarnya itu nggak akan semudah apa yang aku jalani sekarang, seorang penulis-amatir-yang-sempat-gagal.

Sebagai contoh, waktu editor atau siapa pun minta penulis untu
k segera merampungkan naskahnya, bisa lagi nggak kita mengulur-ngulur waktu, apalagi sampai kabur ke dunia internet?
Walau hanya sejenak, tapi sekali nggak, tetap nggak.

Aku mengerti.
Sungguh.
Dan itulah alasan kenapa aku sangat berterima kasih pada Angel, my angel. D:
Hahaha.
Berhubung Rabunya libur, dia kasih aku kesempatan lagi untuk selesaiin itu novel Rabu depan (yeah, hari ini) karena hari Rabu itu ada pelajaran komputer dan kita bisa lanjutin cerita si Elemen.


And after that, I was getting serious.

Minggu-minggu ini adalah minggu sibuk menjelang UAS, dan kalian nggak akan bisa bayangin betapa padatnya jadwal kami.
Dengan jadwal koleksi-koleksi lesku, aku bersyukur juga karena nggak sampai muntah darah. :'D
Ha-ha-ha.

Saat kubilang aku mengerti, aku memang mengerti.
Aku tipe orang yang .. seperti ini: kalau target itu nggak aku
tepati, maka target-target selanjutnya akan hampir pasti nggak aku tepati juga.

Nah, aku nggak mau memperburuk keadaan, definitely.

Tapi aku juga nggak mungkin nulis ngalor-ngidul dari saat ayam berkokok sampai bintang tebar pesona, karena, yah, memang .. jayus. -_-
Namun aku tahu, semua itu memang konsekuensinya.
Sekali lagi kata-katanya Angel terngiang di telingaku.

Kemarin termasuk salah satu hari sibuk yang berpotensi menyebabkan vertigo; aku harus belajar untuk evaluasi fisika dan sejarah, juga harus les mandarin.
Nyehehe, wow. >:)


Bukannya lantas nggak belajar, lah.

Tapi semua itu memang ada waktunya, ada konsekuensinya sendiri-sendiri.
Sebelum les aku lanjutin ini novel, dan alhasil malam kemarin - sekitar pukul 21.30 - jari-jariku kembali menari di atas keyboard, berperang dengan waktu.
Haha.

And the fact is .. GOD IS GOOD! :D
THOSE FINGERS WON THE BATTLE!

Aku pun langsung norak, senyum-senyum sendiri di depan laptop, kemudia
n dengan gencar menekan tombol print screen.

Kata-kata yang paling bawah itu masih senantiasa mendampingiku. :)



Oh ya, satu hal yang kukagumi, di tengah segala jenis kenorakan yang mencapai pada puncaknya itu, rupanya otakku masih sedikit-banyak bekerja.
Ha, jadi ini tentu saja kali pertama aku tahu persis kapan pertama kali aku memulai sebuah novel, dan kapan novel itu tumbuh dewasa sepenuhnya - 23.11.10-22:38 :D

Jadi, itulah dia.
Perjalanan dari seni yang tak terdeskripsikan.
Perjalanan yang belum usai .. namun baru saja dimulai.

Dan ngomong-ngomong, for everyone .. merci beaucoup.

1. Thanks to my Jesus Christ, yang sudah membiarkanku terdampar dalam pulau tempat hatiku berlabuh ini, dan telah membimbing jari-jariku untuk menari di atas keyboard.

2. To my family, especially mama, thank you udah memompa aku, nanyain hal-hal seputar kursus menulis, and anything else. Btw, mom, I've done with my newest novel, forget about Setetes Embun Malam. :)

3. My friends, the best I have ever had, THANK YOUUU! :D Untuk Angel yang sudah memacu aku sedimikian rupa seperti yang di atas itu, untuk Clara yang udah bilang aku 'hebat' padahal nggak, untuk Abbey yang berdecak-decak ria kalau aku berlutut di hadapan writer's block, untuk Fanie yang dengan antusias nanyain gimana kabar ceritaku. :) And for all of you, guys, yang secara sadar atau tidak sudah turut menyuntikkan kontribusi. - And hey, jangan lupain hal-hal kecil, thanks to James too, contohnya, yang sudah memberitahu aku berapa jam perjalanan Indonesia-Eropa. :)

4. EVERYONE ELSE, THANK YOU SO MUCH! :) -lovelovelove!


I will never stop, cos I'm climbing the stairs of my dream...

Rabu, 17 November 2010

Welcome Back to Surabaya


We.
Met.
Again.
Yesterday.

Yes, the day before today. :p

._______.
nevermind.

So, yeah.
Yabadabaadoo!
She came back yesterday.
Til next year, if I'm not wrong?

Welcome back to Surabaya!


Sabtu, 13 November 2010

Robert Louis Stevenson


Memperingati ulang tahun Robert Louis Stevenson yang ke-160.

Seorang penulis asal Skotlandia yang sudah menginspirasi banyak orang lewat untaian kata demi katanya.

Di dalam tubuhnya yang sakit-sakitan, muncul semangat menulis yang membara.
Sepanjang hidupnya, ia menulis giat sekali.
Berawal dari menulis essay, hingga berbuah ke fiksi, kisah perjalanan, syair-syair, dan semuanya.

Kalian tahu apa?
Karya pertamanya diterbitkan kala ia berusia 15 tahun.
Satu lagi bukti kalau impian memang bisa diraih tanpa mengenal waktu.

I am young ... So what?!
(Quoted from Ma'am Ella)

Kamis, 04 November 2010

Mélodie d'Amour

Hello there. :)

Yeah, if you want me to be honest, rencanaku dalam hati untuk menghilang dari dunia perselancaran internet sebelum tanggal 15 November musnah sudah. X_X

Kay, kenapa 15 November?
Jadi.. begini. -_-

Angel, Abbey, Clara, Fanie dan aku lagi buat novel, judulnya 'Elemen: Segi-Segi Kehidupan'.
Well, masih sedikit banget sih, paling cuma 3 halaman.
Tapi, kita - terutama Angel dan aku - nafsu abis-abisan untuk nerbitin itu novel. :p
Dan kalaupun nggak diterbitin, setidaknya novel itu akan jadi hadiah kelulusan terbaik untuk kami, isn't it? :')

But as you know, I'm working on my own novel too,
Mélodie d’Amour.
Aku juga tentunya mau terbitin novel satu itu, dan it'll be really hard if I have to divide my mind (?), antara Elemen: Segi-Segi Kehidupan dan
Mélodie d’Amour.

Jadi, aku udah buat perjanjian sama Angel, aku bakal selesaiin novel ini sebelum tanggal 15 November.
Yayaya, aku udah melanggar perjanjianku sendiri kalau aku akan selesaiin novel itu sebelum SCS. -___-
Let's forget it (HAHA!) and focus on my new target. :)
Aku tahu yang satu ini possible, so wish me luck! :)

Halaman berapa sekarang?
Rahasia. :P

Yang pasti, aku baru aja melewati sesi di mana Brandon bikin lagu untuk Emily dan menyanyikannya. :')
Omagash, I love this part!
And let me show you .. here.

"Dalam degub jantung ini
Terasa irama yang membuncah
Denyut yang mengisi warna
Mélodies de l'amour
(1)
Il a rempli la salle avec le coeur ton
(2)

Mengajakku terbang melayang
Melintasi pelangi menapaki awan
Menembus atmosfir bersamanya
Mélodies de l'amour
Il a rempli la salle avec le coeur ton

Mélodies de l'amour
Mengisi dan meluruh dalamnya
Berkejaran dalam hidup dan mimpi
Astaga, itulah dia
Siapakah yang tahu
Rahasia hati yang tersimpan dalam bilik kalbu
Il a rempli la salle avec le coeur ton

Mélodies de l'amour
Il a rempli la salle avec le coeur ton..."



Nb:
(1): Melodi-melodi cinta itu
(2): Bersama nada ia mengisi lorong hati

Baby, I'm climbing the stairs of my dream..