10 tahun yang lalu, aku masih seorang gadis mungil yang berumur tak lebih dari 4 tahun. Aku, duduk di bangku TK Benih Kasih, berlarian kesana-kemari bersama teman-teman seakan dunia ini hanya milik kami seorang.
1 tahun yang lalu, aku duduk bersama teman-teman 8A, berkeluh kesah satu dengan yang lainnya. Mengapa hidup serasa tak adil, mengapa rasa itu begitu menyayat. Puisi demi puisi melelehkan air mata, tak jarang lagu bercermin patah hati terngiang-ngiang.
1 bulan yang lalu, aku baru saja mengirimkan Mélodie d'Amour, membiarkan impianku turut terbang bersamanya. Aku, yang sedikit takut terhempas, namun tak lagi sanggup berhenti.
1 minggu yang lalu, aku ada di Malaysia, bertolak dari titik satu ke titik yang lainnya. Melewati hari demi hari yang singkat di negeri orang bersama keluarga, menatap dunia dan bergumam betapa indahnya kebersamaan ini.
1 hari yang lalu, aku duduk di ruangan yang asing bagiku, berhadapan dengan lembar-lembar soal dengan 100 butir pertanyaan. Aku, yang telah maju sampai titik itu, berharap dalam hati, sungguh berharap agar tak gagal.
1 jam yang lalu, aku baru saja berkutat dengan ratusan angka sambil diselingi canda tawa.
1 menit yang lalu, aku tengah menulis kata demi kata untuk blog ini, sambil sesekali terlintas di pikiran, bahwa waktu memang berjalan begitu cepat.
1 detik yang lalu, well.. Aku menuliskan kata sebelum kata ini. :D
Bagaimana dengan tahun depan?
Bagaimana dengan sepuluh-dua puluh tahun lagi?
Akan jadi apakah aku ini?
Bahkan.. apa yang akan terjadi setelah aku mengedipkan mata sepersekian detik lagi?
Kita, sebagai manusia, tak akan pernah tahu.
Apa yang akan terjadi ke depannya, sepenuhnya ada di tangan Tuhan.
Apa yang akan terjadi? Entahlah.
Mungkin, dua bulan lagi akan ada pemberitahuan dari penerbit itu, bagaimana kabar Mélodie d'Amour.
Aku tak pernah tahu.
Apakah kabar itu berupa naskah yang dikembalikan, ataukah justru berupa e-mail yang memberitahukan bahwa naskah itu layak terbit.
Atau, tak perlu sejauh itu.
Besok saja.
Aku tak pernah tahu, bahkan hingga detik ini, apa yang akan terjadi besok.
Apakah namaku akan masuk dalam daftar siswa yang lolos seleksi SMA itu?
Tidak tahu.
Tidak ada yang tahu.
Apa yang bisa kita lakukan hanyalah melakukan yang terbaik.
Sisanya, sepenuhnya di tangan Tuhan.
Kata-kata ini selalu menguatkan aku dan teman-teman sejak beberapa hari yang lalu,
0 komentar:
Posting Komentar