Jumat, 04 Maret 2011

The Journey

Pernah nggak, kalian merasa ingin sekali menggapai impian itu?
Ketika rasa menyeruak memenuhi dada, dan (awalnya) kamu seolah nggak ingin berhenti.

Tapi pernah juga nggak, kalian merasa.. Impian itu seperti jauh sekali.
Ketika kalian sudah mencoba berjalan sejauh mungkin, sampai sekujur tubuh ini terasa lemas, tapi pada akhirnya gagal juga.

...Aku pernah.

Aku ingat benar, ketika waktu itu impianku terhempas dalam hitungan minggu, terhitung setelah rasa percaya membuncah.
Tapi, saat itu, aku merasa.. Yah, mungkin aku masih punya waktu yang cukup, jadi aku bakal berusaha lagi.

Saat itu, masih tertumpu jelas benakku pada impian itu: menerbitkan buku sebelum lulus SMP.

Dan di sinilah aku, kembali memperjuangkan impian itu.
Ya, aku di sini, menunggu mimpi itu untuk membisikkan sesuatu padaku..

Begini. Seandainya kau mencoba meraih impian itu dan terhempas, tapi (setidaknya) masih ada waktu untuk kembali menapaki langkahmu, mungkin kau masih akan terus tersenyum dan maju...

Tapi, jika kali ini adalah harapan terakhir sebelum waktu habis menggerogotimu, apa yang akan kau rasakan?
Tidakkah rasa takut akan rasa terhempas itu akan jauh, jauh lebih besar dari sebelumnya?

...Itulah, itulah yang kurasakan.

Aku punya impian itu sejak 1-2 tahun yang lalu.
Dan seperti yang kubilang, segalanya mungkin akan jauh lebih mudah bila kau tahu kau masih mempunyai waktu.

Tapi... Jika seandainya tidak?

Waktu memang berjalan begitu cepat, menyisakan bulan-bulan terakhirku di bangku SMP yang terasa begitu singkat.
Dan naskah yang sedang aku kirim, masih entah bagaimana kabarnya.

Ya, aku, aku yang bodoh ini, cukup bisa menyentuh tahap galau to the max "hanya" dengan permasalahan di atas.

***

Ketika sedang dalam tahap segalau tadi, dengan ajaibnya, entah bagaimana, aku dapat satu link, video singkat dari perjalanan seorang Raditya Dika.

Perjalanan Mimpi Seorang Raditya Dika.

Setelah nonton video itu, jujur, aku hanya diam dalam bisu.
Rasa gelisah dalam hati ini seakan ingin kumuntahkan sepenuhnya.

***

Aku memang nggak sempurna.
Aku nggak bisa bohong juga, karena nyatanya, kegelisahan itu masih berbekas.

Tapi, satu hal yang aku tahu, Raditya Dika benar.. Jalan menuju impian kadang kasar, keras, dan nggak rata. Tapi selama kita tabah dan terus kerja keras, suatu saat nanti, impian itu akan menjadi kenyataan. :)

Buat siapa pun di dunia ini yang barangkali tengah mengalami hal yang sama seperti yang aku alami, aku cuma mau bilang, supaya kita sama-sama berjuang untuk menggapai impian itu. :D

Berjuang lebih baik, daripada...
Seperti aku: meratapi waktu, galau to the max untuk hal yang belum pasti, dan justru malah stuck dalam ketakutan itu.

Kalau seandainya impian itu memang kembali terhempas sedangkan waktu memang sudah habis, barangkali... Akan ada hasil berbeda yang lebih besar di ujung sana, yang menunggu kita untuk menangkapnya.

Karena seperti kata Raditya Dika, kesempatan itu seperti pintu, ada di mana-mana. Tapi satu hal, kita nggak boleh capek mengetuknya.

Yuk, berjuang untuk impian-impian itu?

0 komentar: