Jumat, 18 Maret 2011

Sepatah Kata

Sepatah Kata
(Kata Pengantar Secarik Burung Kertas - lanjutan dari postingan sebelumnya)


Puji syukur kepada Tuhan Yesus yang telah menyertai saya dalam proses pembuatan cerita pendek ini, sehingga dapat selesai tepat pada waktunya. Lebih dari itu, terima kasih kepadaNya karena telah membawa saya kemari... Ke sebuah pulau tempat saya menapakkan kaki untuk menggapai mimpi.

Terima kasih juga yang sebesar-besarnya kepada keluarga dan teman-teman—terutama Abbey, Angel, Clara, dan Fanie—yang telah mendukung saya sepenuhnya untuk merampungkan cerpen ini. Juga, kepada Ma’am Agata dan Ma’am Putri yang telah memberikan kesempatan ini kepada saya dan teman-teman lainnya. Tanpa itu semua, barangkali tak akan pernah terpercik di benak saya untuk membuat cerita tentang kisah hidup saya sendiri. Tak lupa, untuk sosok itu, ‘Harry’, yang secara tidak langsung telah membuat saya kembali tenggelam dalam dunia menulis... Tanpa kamu, barangkali mimpi saya itu sudah dihembuskan angin.

Saya hanyalah seorang gadis biasa. Gadis biasa, yang menguburkan impiannya di lubuk hati terdalam. Gadis biasa, yang terseok-seok melangkah keluar, terbang, sedikit takut terhempas, namun tak dapat berhenti... Gadis biasa, yang mencoba mencurahkan isi mimpinya dalam bilik-bilik kalbu yang telah cukup lama tertimbun, di atas lembaran-lembaran kertas ini.

Sebagian besar cerita ini dibuat berdasarkan kenyataan yang ada, dengan sedikit tambahan pemanis di sana-sini. Sejatinya, cerita ini memang belum selesai, karena saya tahu, perjalanan ini masih panjang. Dan Anda, akan mengerti setelah membacanya.

Sekali lagi, terima kasih untuk kalian semua... Tanpa dukungan kalian, cerita ini tak akan pernah lahir. Dan saya, sampai kapan pun, tak akan pernah mampu terbang.


Jesslyn Chandra

0 komentar: