Jumat, 18 Maret 2011

Secarik Burung Kertas



Secarik Burung Kertas
Catatan seorang pemimpi yang berjalan terseok-seok.
2005-2010 :)


Cerpen kisah nyata ini (oke, aku tahu cerpenku sama sekali nggak layak disebut 'cerpen' lagi, mengingat tebal halamannya yang sudah hampir menyerupai novel - 85 halaman) sebenarnya adalah tugas Bahasa Indonesia yang dikumpulkan tanggal 14 Maret 2011 lalu, tapi baru sempat aku tulis di blog ini sekarang.

Cerpen ini merupakan racikan dari 80% kenyataan dan 20% fiksi, dengan tambahan pemanis di sana-sini. Semua ini, kata demi kata, paragraf demi paragraf, aku curahkan untuk menuliskan segala perjalanan ini dalam meraih impian, sejak aku masih menginjak kelas 4 SD hingga tanggal 10 Maret yang lalu.

Kenapa judulnya Secarik Burung Kertas? Ini yang aku bilang pemanis. Di cerita itu, aku tulis, bagaimana aku selalu menulis impianku di secarik burung kertas dan menggantungnya di jendela. Seperti impian-impian itu, yang tergantung dalam bilik kalbuku sekarang...

Aku senang, karena burung-burung kertas itu tak mati. Aku berhasil mengalahkan writer's block dan kegalauan yang berulang kali menyerang, mengingat aku merasa cerpen ini begitu membosankan dengan tema yang kurang mengundang binar mata: mimpi.

Namun, sekalipun burung-burung kertas itu tak mati, jujur, aku juga merasa seakan... Burung-burung kertas itu belum benar-benar hidup. Aku tak tahu apa, tapi aku merasa, rangkaian kata itu masih belum benar-benar... Entahlah. Rasa bahagia membuncah dalam dada ketika tulisanku selesai itu, belum benar-benar terpercik.

However, makasih yang sebesar-besarnya buat semua yang secara langsung maupun tidak ikut membantu aku, kapan pun dan di mana pun. :p Kata pengantarnya, bakal aku post setelah postingan ini :) hahaha.




Mungkin, jika ada kesempatan, suatu saat nanti aku akan membuatmu benar-benar terbang, Secarik Burung Kertas.

0 komentar: