Hahahaha. Foto autis di atas itu diambil waktu Retreat Unas bulan Januari lalu. Gila banget, rasanya baru aja, tapi sekarang sudah... Mei. Yeah, fantastis.
Anyway, tepat seperti foto itu, begitulah persahabatanku dan monster satu ini. Nggak ada hari tanpa menyebarkan virus hiperaktif. Canda dan tawa ibaratnya sudah jadi makanan sehari-hari. Ceria, seceria warna-warni Teletubbies. :p
Tapi, rasanya nggak ada yang bisa menyangka.. Kalau sepasang sahabat liar ini dulunya nggak pernah terpikir sekalipun kalau kami akan berteman baik. To be exact... Dulunya kita bahkan musuhan. WHOA.
Memang, tentu saja nggak sampai jambak-jambakan rambut. Well, aku juga nggak seberapa ingat detailnya, sih. Cuma yang aku tahu, aku sama Abbey ini benar-benar jauh dari kata 'teman dekat'. Hahaha.
Sepertinya, sejak dulu Tuhan memang ingin kita bersahabat baik. Tapi, yah.. Memang kaminya aja yang baru dekat waktu duduk di bangku SMP. Kenapa aku bisa bilang begitu? Nah.
Jadi, sebenarnya, selain ketemuan hampir setiap hari di TK Benih Kasih, kami berdua juga selalu ketemu seminggu sekali di les balet, namanya Center Point. Oke, tolong jangan tanya kenapa aku bisa terdampar di dunia itu. Nyatanya aku dan Abbey sendiri sampai sekarang masih suka tertawa-tawa sendiri mengingat masa-masa itu.
Ini adalah salah satu potret kami, di pentas balet:

HAHAHAHAHAHAHA.
Oh ya, itu ada Fanie juga tuh, tapi dia lesnya beda hari kalau nggak salah sama aku dan Abbey :p
Anyway, tepat seperti foto itu, begitulah persahabatanku dan monster satu ini. Nggak ada hari tanpa menyebarkan virus hiperaktif. Canda dan tawa ibaratnya sudah jadi makanan sehari-hari. Ceria, seceria warna-warni Teletubbies. :p
Tapi, rasanya nggak ada yang bisa menyangka.. Kalau sepasang sahabat liar ini dulunya nggak pernah terpikir sekalipun kalau kami akan berteman baik. To be exact... Dulunya kita bahkan musuhan. WHOA.
Memang, tentu saja nggak sampai jambak-jambakan rambut. Well, aku juga nggak seberapa ingat detailnya, sih. Cuma yang aku tahu, aku sama Abbey ini benar-benar jauh dari kata 'teman dekat'. Hahaha.
Sepertinya, sejak dulu Tuhan memang ingin kita bersahabat baik. Tapi, yah.. Memang kaminya aja yang baru dekat waktu duduk di bangku SMP. Kenapa aku bisa bilang begitu? Nah.
Jadi, sebenarnya, selain ketemuan hampir setiap hari di TK Benih Kasih, kami berdua juga selalu ketemu seminggu sekali di les balet, namanya Center Point. Oke, tolong jangan tanya kenapa aku bisa terdampar di dunia itu. Nyatanya aku dan Abbey sendiri sampai sekarang masih suka tertawa-tawa sendiri mengingat masa-masa itu.
Ini adalah salah satu potret kami, di pentas balet:

HAHAHAHAHAHAHA.
Oh ya, itu ada Fanie juga tuh, tapi dia lesnya beda hari kalau nggak salah sama aku dan Abbey :p
Jadi, begitulah. Waktu bergulir dan kami berdua tambah dekat, khususnya sejak kelas delapan. Nggak tahu kenapa, rasanya banyak sekali kesamaan dari kami. Di samping sama-sama menyimpan potensi hiperaktif terselubung, saat itu kami berdua juga sama-sama, ehm, patah hati.
Dengan modal melankolis yang sama-sama mengalir dalam darah masing-masing, kami berdua seperti tenggelam dalam kesakitan itu, namun sambil berpegangan tangan bersama. Saling menguatkan.
Aku ingat sekali, saat itu hari-hari yang tampaknya hanya sehambar hitam-putih kami lalui bersama teman-teman kelas 8A yang (anehnya) juga... Patah hati. Lucu, ya? Well, itulah misteri hidup.
Lagu-lagu mellow Vierra jadi makanan sehari-hari. Curahan demi curahan hati saling kami bagi, apalagi kalau tak bicara tentang dua sosok lelaki itu. Dan satu hal yang cukup gila menurutku adalah... Kami berdua sama-sama menangis saat membaca puisi di depan kelas untuk Tugas Bahasa Indonesia. Sungguh.
Well, patah hati itu memang pahit rasanya... Tapi setidaknya kami berdua bisa memetik satu hikmah. Lewat masa-masa sesusah penjajahan Indonesia oleh Belanda itu, persahabatan kami jadi semakin kuat. Kami tahu, bahwa sahabat sejati adalah orang yang menemani di suka-duka, saling menguatkan, saling ada untuk satu sama lain.
Oh ya, sebelum kalian berpikir yang tidak-tidak... Kami berdua, good newsnya, sudah merdeka dari masa-masa penjajahan hati itu. :p
Hari demi hari silih berganti, kelas delapan usai sudah, berganti kelas sembilan. Aku sama Abbey memang sudah nggak sekelas lagi, tapi kami tetap kumpul bareng sama teman-teman yang lain, dan yang terpenting, tetap menjadi apa yang kami berdua sebut "sahabat".
Tapi satu hal yang pasti, kamu harus tahu, kalau kita berdua bakal tetap jadi sahabat sampai keriput nanti. Kita berdua akan jadi nenek-nenek paling manis sejagat raya... Tahu kenapa? Karena persahabatan bikin kita tersenyum terus, jadinya awet muda. Hahaha.
Ehm, kalau aku ada salah sama kamu (...aku tahu, ada banyak. -_-), mohon dimaafkan. Jangan pernah lupakan sahabatmu yang satu ini ya, karena aku sendiri nggak akan pernah lupain kamu. ;)
Anyway, aku akan sangat merindukan banyak hal. Bagaimana kita dulu bikin novel masing-masing di ruang perpustakaan lama, bagaimana kita cekikikan di belakang kelas sementara guru di depan mengajar, bagaimana kita berdua jalan ke kantin dan mendapati Smartcard kita sama-sama kosong melompong, bahkan bagaimana teman-teman bilang kita lesbi -_-, juga... Semuanya. SEMUANYA, tanpa terkecuali.
Tapi, jangan galau lagi, ya. Kalau galau jangan disimpen sendiri, tapi dibagi sama kita berempat. Kalau McDonald siap 24 jam, begitu pulalah aku. Karena seperti katamu di SMS (yang masih aku simpan di Saved Messages sampai sekarang):
No more mellow, say no to galau...
I love you. SO MUCH. *srot* :') eks o eks o.
Dengan modal melankolis yang sama-sama mengalir dalam darah masing-masing, kami berdua seperti tenggelam dalam kesakitan itu, namun sambil berpegangan tangan bersama. Saling menguatkan.
Aku ingat sekali, saat itu hari-hari yang tampaknya hanya sehambar hitam-putih kami lalui bersama teman-teman kelas 8A yang (anehnya) juga... Patah hati. Lucu, ya? Well, itulah misteri hidup.
Lagu-lagu mellow Vierra jadi makanan sehari-hari. Curahan demi curahan hati saling kami bagi, apalagi kalau tak bicara tentang dua sosok lelaki itu. Dan satu hal yang cukup gila menurutku adalah... Kami berdua sama-sama menangis saat membaca puisi di depan kelas untuk Tugas Bahasa Indonesia. Sungguh.
Well, patah hati itu memang pahit rasanya... Tapi setidaknya kami berdua bisa memetik satu hikmah. Lewat masa-masa sesusah penjajahan Indonesia oleh Belanda itu, persahabatan kami jadi semakin kuat. Kami tahu, bahwa sahabat sejati adalah orang yang menemani di suka-duka, saling menguatkan, saling ada untuk satu sama lain.
Oh ya, sebelum kalian berpikir yang tidak-tidak... Kami berdua, good newsnya, sudah merdeka dari masa-masa penjajahan hati itu. :p
Hari demi hari silih berganti, kelas delapan usai sudah, berganti kelas sembilan. Aku sama Abbey memang sudah nggak sekelas lagi, tapi kami tetap kumpul bareng sama teman-teman yang lain, dan yang terpenting, tetap menjadi apa yang kami berdua sebut "sahabat".
Bey,Seperti yang kamu pernah bilang ke aku, waktu SMA nanti mungkin akan ada banyak hal yang berubah. Kita udah nggak bisa sedekat sekarang, ketemuan tiap hari, ketawa bareng tiap saat, bahkan jalan ke kantin sama-sama untuk makan es krim sambil mengeluh kenapa badan ini kian menggendut.
Tapi satu hal yang pasti, kamu harus tahu, kalau kita berdua bakal tetap jadi sahabat sampai keriput nanti. Kita berdua akan jadi nenek-nenek paling manis sejagat raya... Tahu kenapa? Karena persahabatan bikin kita tersenyum terus, jadinya awet muda. Hahaha.
Ehm, kalau aku ada salah sama kamu (...aku tahu, ada banyak. -_-), mohon dimaafkan. Jangan pernah lupakan sahabatmu yang satu ini ya, karena aku sendiri nggak akan pernah lupain kamu. ;)
Anyway, aku akan sangat merindukan banyak hal. Bagaimana kita dulu bikin novel masing-masing di ruang perpustakaan lama, bagaimana kita cekikikan di belakang kelas sementara guru di depan mengajar, bagaimana kita berdua jalan ke kantin dan mendapati Smartcard kita sama-sama kosong melompong, bahkan bagaimana teman-teman bilang kita lesbi -_-, juga... Semuanya. SEMUANYA, tanpa terkecuali.
Tapi, jangan galau lagi, ya. Kalau galau jangan disimpen sendiri, tapi dibagi sama kita berempat. Kalau McDonald siap 24 jam, begitu pulalah aku. Karena seperti katamu di SMS (yang masih aku simpan di Saved Messages sampai sekarang):
"Iya :')
Beda sekolah bukan halangan bg kita untuk tetep jadi best friend!
Iloveyouall! :)"
Beda sekolah bukan halangan bg kita untuk tetep jadi best friend!
Iloveyouall! :)"
No more mellow, say no to galau...
I love you. SO MUCH. *srot* :') eks o eks o.
0 komentar:
Posting Komentar