So, here I am.
Sitting here, just don't know what to say...
Because everything looks so unbelievable.
OH MY GOD.
***

Mélodie d'Amour.
Because everything looks so unbelievable.
OH MY GOD.
***

Mélodie d'Amour.
Entah sudah berapa bulan aku terombang-ambing di sini, antara ya dan tidak.
Berusaha memacu diri untuk maju, namun apa daya tembok seringkali menghalau.
Tapi semuanya tetap, dan masih ada di sini, sampai...
Sampai aku tiba di titik ini.
Melayangkan pandang ke lingkup angkasa yang luas tak terperi, menatap lurus-lurus ke bintangku, yang aku yakin, sedang menungguku di atas sana.
Bintang itu sudah ada di atas sana.
Hanya tinggal menungguku, menungguku untuk menangkapnya.
Itu saja.
Mélodie d'Amour memang kini telah ada dalam perjalanannya, namun aku masih terus meniti langkah.
Merangkai langkah demi langkah, memang tak tahu seberapa jauh aku dan bintang terpisah, namun hanya maju, meyakininya...
Aku masih seorang gadis yang sama.
Seorang gadis yang menaruh hatinya pada dunia menulis.
Seorang gadis yang, sayangnya, memang tak akan pernah tahu apa yang terjadi.
Aku tak tahu, apakah kali ini saatnya.
Aku telah terbang ke bintang, tak tahu di mana ujungnya mimpi ini...
Ah, jangan kira aku lupa.
Mungkinkah? Saat itu, saat di mana aku kali pertama berani mengepakkan sayap.
Namun, saat itu, jawabannya memang tidak...
Sekarang?
Aku tak pernah tahu, tak akan pernah tahu sebelum waktunya tiba.
Aku tak tahu apa, namun aku tahu bagaimana...
Setidaknya aku telah memulai kembali perjalanan ini, tak tahu di mana ujungnya, hanya ingin terbang, sedikit takut untuk terhempas, namun tak bisa lagi berhenti...
Inilah aku.
Di sini, ada di sini.
Ada dalam perjalanan ini.
Mungkinkah?
Berusaha memacu diri untuk maju, namun apa daya tembok seringkali menghalau.
Tapi semuanya tetap, dan masih ada di sini, sampai...
Sampai aku tiba di titik ini.
Melayangkan pandang ke lingkup angkasa yang luas tak terperi, menatap lurus-lurus ke bintangku, yang aku yakin, sedang menungguku di atas sana.
Bintang itu sudah ada di atas sana.
Hanya tinggal menungguku, menungguku untuk menangkapnya.
Itu saja.
Mélodie d'Amour memang kini telah ada dalam perjalanannya, namun aku masih terus meniti langkah.
Merangkai langkah demi langkah, memang tak tahu seberapa jauh aku dan bintang terpisah, namun hanya maju, meyakininya...
Aku masih seorang gadis yang sama.
Seorang gadis yang menaruh hatinya pada dunia menulis.
Seorang gadis yang, sayangnya, memang tak akan pernah tahu apa yang terjadi.
Aku tak tahu, apakah kali ini saatnya.
Aku telah terbang ke bintang, tak tahu di mana ujungnya mimpi ini...
Ah, jangan kira aku lupa.
Mungkinkah? Saat itu, saat di mana aku kali pertama berani mengepakkan sayap.
Namun, saat itu, jawabannya memang tidak...
Sekarang?
Aku tak pernah tahu, tak akan pernah tahu sebelum waktunya tiba.
Aku tak tahu apa, namun aku tahu bagaimana...
Setidaknya aku telah memulai kembali perjalanan ini, tak tahu di mana ujungnya, hanya ingin terbang, sedikit takut untuk terhempas, namun tak bisa lagi berhenti...
Inilah aku.
Di sini, ada di sini.
Ada dalam perjalanan ini.
Mungkinkah?
***
Hei, ingatkah kau dengan sedikit cerita yang mengawali perjalanannya?
Detak jantung itu, Detak Jantung Sebuah Novel Tak Bernama.
Jadi, meski memang sedikit terlambat, ia sudah bertumbuh dewasa, tentu saja.
Inilah kisahnya, Kawan.

Sejumlah 128 halaman, ia pun keluar dari cangkangnya, setelah diolah sedimikian rupa sejak 23 November 2010 - 22:38.
Ia pun bersiap untuk tumbuh menjadi dewasa sepenuhnya, tepat hari itu, 8 Desember 2010.

Keesokan harinya - 9 Desember 2010 - oleh sang penulis, ia dibawa pergi pada ahlinya untuk didandani sedemikian rupa, seperti potret di atas.
Diberi baju, dipoles bagaimana pun caranya agar ia tampak sempurna saat keluar menjadi sosok dewasa yang akan segera terbang jauh, berkelana.
Dan, ABAKADABRA!


Tiba saatnya, pukul 12:01 hari itu, ia pun tumbuh dewasa.
Kurang lebih 24 jam lagi, ia akan terbang, jauh ke ujung sana...
Malam hari itu mungkin adalah malam terakhirnya bersama sang penulis.
Penulis itu tak tahu apa yang ada di depannya, namun ia sudah bertekad, untuk selalu menggantungkan harapannya, apa pun yang terjadi...

Ya, ya, ia meneguhkan hati, apa pun yang terjadi...
Detak jantung itu, Detak Jantung Sebuah Novel Tak Bernama.
Jadi, meski memang sedikit terlambat, ia sudah bertumbuh dewasa, tentu saja.
Inilah kisahnya, Kawan.

Sejumlah 128 halaman, ia pun keluar dari cangkangnya, setelah diolah sedimikian rupa sejak 23 November 2010 - 22:38.
Ia pun bersiap untuk tumbuh menjadi dewasa sepenuhnya, tepat hari itu, 8 Desember 2010.

Keesokan harinya - 9 Desember 2010 - oleh sang penulis, ia dibawa pergi pada ahlinya untuk didandani sedemikian rupa, seperti potret di atas.
Diberi baju, dipoles bagaimana pun caranya agar ia tampak sempurna saat keluar menjadi sosok dewasa yang akan segera terbang jauh, berkelana.
Dan, ABAKADABRA!


Tiba saatnya, pukul 12:01 hari itu, ia pun tumbuh dewasa.
Kurang lebih 24 jam lagi, ia akan terbang, jauh ke ujung sana...
Malam hari itu mungkin adalah malam terakhirnya bersama sang penulis.
Penulis itu tak tahu apa yang ada di depannya, namun ia sudah bertekad, untuk selalu menggantungkan harapannya, apa pun yang terjadi...

Ya, ya, ia meneguhkan hati, apa pun yang terjadi...
Terbanglah...
0 komentar:
Posting Komentar