Minggu, 27 Februari 2011

Pernahkah Kau Rasa

Check out my short story here! :)

*CLICK.*

Sabtu, 26 Februari 2011

h3Pi 1st b1rThd3ii ^^

4L0 t3m4n-t3m4n c3mu4nYaa!!!

T3b4k d3h, k3n4p4 h4rI iN1 p05t bLo6ku j4d1 sUp3R k3r3nZZ?

...n66aK t4hU?
uRgHH,, c4k1t d3h h4t1 aQ!!!

***

26.02.10
26.02.11

First of all, maaf, rencanaku untuk menulis blog ini dengan kealayan SEPENUHNYA gagal total.
Gila, mikir buat nulis begituan tuh lama banget ternyata. -__- yeah.

So, hahaha, YOU'RE TOTALLY RIGHT! (Oh, or if you still don't get it, okay..) :p
Hari ini tepat satu tahun sejak aku mulai blogging.

Beberapa waktu yang lalu, aku sering banget baca postingan-postingan blogku yang awal.
Wow, saat itu pula aku langsung terdiam.
Alaynya... Nggak nahan.

Luckily, alayku nggak sampe ekstrim2 banget sih.
Nggak sampe angka-angka yang begituan, kayak yang aku tulis di atas.
Seekstrim-ekstrimnya aku 2 tahun lalu (masa-masa kealayan sedang berjaya di kalangan aku dan teman-teman), tetap saja, LUCKILY, aku nggak sampai terjerumus ke dunia angka-angka alay itu.

Tapi, tetap aja - alay tetaplah alay.
Aku sendiri juga sering malu sama postingan itu, sampe pernah paranoid sendiri saat waktu itu beberapa anak 9A rame-rame buka blogku di ruang komputer. -_-
Sempet juga kepikiran buat delete post-post itu, tapi rasanya sayang juga.

Anyway, inilah hidup.
Hidup itu, bagaimanapun, merupakan proses di mana kamu bertumbuh dengan (seharusnya) lebih baik.

Seperti aku, yang akhirnya terlepas dari jerat kealayan itu..

Selasa, 22 Februari 2011

PRAYERS.WISHES.DREAMS

Whoaaaa.

Kemarin mungkin tampak nggak berbeda dengan Senin-Senin lainnya. Aku sendiri juga merasa begitu.. sampai aku - yang sudah hampir semaput karena ujian praktek aerobik dan lari 25 putaran - pulang ke rumah.

Kaki yang rasanya mati rasa ini, seakan dihidupkan lagi oleh saraf-saraf entah-apa-namanya dalam sekejap. Darah yang mengalir di seluruh tubuhku kembali berdesir keras. Sementara itu, jantung berdegub seraya berjalan mendekati kotak besar di atas sofa itu.

Awalnya aku juga nggak tahu itu apa.
Tapi ternyata..




21.02.11

100 words, could be a beginning of everything - or nothing, if I just stop.

I'm so lucky to have God - who answers my prayers, family - who hugs my wishes, and friends - who hold my dreams. :)


"Every great dream begins with a dreamer. Always remember, you have within you the strength, the patience, and the passion to reach for the stars to change the world."
-Harriet Tubman


And I'll keep going..

Go touch the sky, reach our dreams together. :)

God's Super Plan

20.02.11

Sekali lagi aku tertegun, menyadari bagaimana unpredictable-nya Tuhan itu.
Ia punya banyak cara untuk memoles kita sedemikian rupa, hari demi hari.
Cara itu, seringkali adalah cara yang tak pernah terbayangkan oleh manusia.

Begitu juga bagiku.

Lagi-lagi Tuhan punya cara yang super lagi untukku - apalagi kalau bukan agar aku bisa benar-benar bersahabat dengan rasa takutku.

Yah, kalau waktu itu aku memang belum mengakhirinya dengan sempurna..
Aku harap yang kali ini nggak akan pernah aku sia-siaiin lagi.

Aku nggak bohong, kalau aku masih takut.

Tapi rasa takut itu serasa nggak ada apa-apanya mengingat kerja Tuhan yang benar-benar luar biasa buat setiap pribadi.


P.S:
Makasih udah jadi salah satu blog readerku :p
Dan siapa sangka, semuanya berakhir seperti ini?

Minggu, 20 Februari 2011

The Adventure Begins

Good luck for tomorrow, people!

Rabu, 16 Februari 2011

Segores Tinta Manusia Galau

Kalau kalian sedang mengadakan survei untuk mengetahui siapa orang-orang yang sedang berada pada tingkat kegalauan yang ekstrim, barangkali aku akan masuk dalam nominasi Big Five-nya.

Nggak lain lagi, apalagi kalau bukan soal.. Mélodie d'Amour.

Mungkin kalian sudah tahu, kalau 10 Februari lalu adalah hari di mana aku sudah genap mengirimkan Mélodie d'Amour selama dua bulan.
Which is, pemberitahuan apakah salah satu impianku bakal terwujud atau nggak, bakal aku dapat 1 bulan lagi.

Ya, harusnya aku senang.
Tapi nggak, nyatanya aku justru makin gelisah, galau.

Hari ini di sekolah, selagi duduk di samping teman galau saya, Angel, kami berbincang banyak.
Beberapa saat kami diam, dan aku kembali mendapat potongan-potongan memori itu.
Semuanya begitu runtut, bak sebuah rekaman video yang tengah diputar di kepalaku.

Aku jadi teringat, pada Setetes Embun Malam.
Bagaimana syoknya aku waktu itu, ketika naskah itu berbalik padaku laksana bumerang dalam waktu yang sangat-sangat-sangat-sangat singkat.

Bagaimana tidak.
Aku ingat betul, saat itu penerbit yang aku tuju bilang, pemberitahuan seputar naskah akan diberitahukan 5-6 bulan pasca pengiriman novel.
Lah, ini malah kurang dari satu minggu. -_-

Alhasil, waktu itu, aku pun langsung tanya penerbit itu via Facebook.
Dan, bam.
Aku dapat sebuah jawaban yang refleks membuatku menghapus comment itu secepat kilat.

Intinya satu, kasarannya sih, naskah itu terlalu jelek sehingga dikembalikan cepat banget.

Lepas dari itu semua, aku sendiri juga masih bingung, gimana bisa aku bersikap se-"biasa-biasa" itu waktu tahu Setetes Embun Malam gagal.
Mungkin, karena waktu itu aku tahu, aku masih punya waktu yang cukup untuk menggapai impian itu..

Kalau tanya soal impian apa yang paling besar buat sekarang, aku bakal jawab, nerbitin buku sebelum lulus SMP.
Dan the great news is, semua itu cuma tinggal hitungan bulan.

Tolong, jangan salahkan aku kalau aku jadi segalau ini.

Berbagai pertanyaan besar yang mungkin nggak logis muncul di pikiranku secepat kilat, seperti..

Gimana kalau ternyata naskah itu ternyata nggak sampai ke penerbit itu?

Aku bisa mikir seaneh ini, karena well, Setetes Embun Malam saat itu dikembalikan secepat kilat.
Nah, kalau yang Mélodie d'Amour masih belum dikembaliin-dikembaliin juga, apa itu artinya naskah itu nggak se-"terlalu jelek" Setetes Embun Malam, atau justru... Aku nggak bisa mikir lagi.

Oke, lepas dari pikiran nggak logis yang menurutku masih possible itu, aku juga punya banyak pikiran lain yang menghantui.

Kalau seandainya Mélodie d'Amour nggak diterima, it means, nggak akan ada waktu lagi buat impianku yang satu itu.
Secara, bikin novel itu menghabiskan berapa bulan, plus nunggu kabar dari penerbit yang lamanya nggak nanggung-nanggung.
So... Yah, kalian mengerti maksudku.

Mungkin, kalian pikir, aku ini terlalu pesimis.
Dan ya, mungkin memang benar.

Hari ini, aku mengetik post ini bukan untuk bicara panjang-lebar mengenai mimpi.
Hari ini, aku mengetik post ini hanya untuk.. Entahlah.

Seperti yang aku bilang beberapa hari yang lalu, bahwa seringkali satu-satunya hal yang lebih besar dari diri seseorang adalah ketakutannya sendiri.

Tepat seperti yang aku rasakan hari ini.
Tapi bedanya, kali ini aku nggak bisa berbuat apa-apa lagi, selain menunggu, dan mencoba untuk tetap berharap.

Aku memang belum bisa menemukan cara yang tepat untuk menghapus kegalauan ini. :p
Aku boleh saja masih takut, masih gelisah, masih khawatir...

Tapi kuharap, suatu saat nanti aku akan membaca kembali post ini dan tersenyum, seraya berkata, "Semuanya ternyata berakhir baik-baik saja."

Sabtu, 12 Februari 2011

Ketakutan

Setiap orang itu beda.

Ada orang yang suka chinese food, ada yang suka western.

Ada yang kesengsem sama warna pink, ada yang lebih kesengsem sama biru.

Ada yang jatuh cinta sama blogspot, ada juga yang lebih memilih tumblr.

Dan sama seperti itu semua, ketakutan setiap orang juga berbeda-beda...

Ketakutan - rasa menghantam yang pasti pernah menghinggapi hati setiap orang - tentu akan membuatmu merasakan setidaknya satu dari tiga hal ini: membuatmu membenci dirimu sendiri, membuatmu membenci sekelilingmu, atau... Membuatmu sadar bahwa Tuhan turut serta menolongmu di setiap permasalahan, sampai akhir.

Dan aku, pernah, lebih tepatnya baru saja, merasakan ketiganya sekaligus.

Ada orang takut hantu, ada orang takut ketinggian, tapi aku berbeda.
Aku punya ketakutan yang menurutku sendiri aneh sekali, lebih tepat disebut tabiat buruk, yang orang lain mungkin bisa bilang... "Jah."

Satu hal yang aku pelajari, sedekat apa pun hubungan dua orang, tak akan pernah menjamin bahwa mereka sama.
Mau mereka teman sejak kecil, bahkan yang terikat pertalian darah sekalipun, tak akan pernah sama.
Seperti aku, yang punya ketakutan itu, ketakutan yang bagi salah satu orang terdekatku adalah hal yang enjoyable.

Pertama kali aku disuruh ikutan hal-hal kayak gini - hal yang secara langsung menghubungkanku dengan ketakutan itu - aku langsung marah-marah nggak jelas. :p
Aku ingat benar, waktu itu aku bilang, "Kalau mau, ya tanya dulu aku mau apa nggak, jangan langsung kayak gini!"
Padahal, well, di lubuk hatiku yang terdalam juga aku tahu ini yang terbaik, hanya saja aku... Takut, seperti biasa.

Waktu berjalan.
Aku yang memang udah nggak bisa protes lagi karena semua udah terlanjur, jadi benci sama diriku sendiri.
Kenapa aku ini 'penakut' banget, kenapa aku ini... Jayus sekali.
Bukannya ini kesempatanku buat menghilangkan ketakutan itu?
Tapi, pada kenyataannya, aku justru makin nggak berani.

Masih terekam jelas di pikiranku, bagaimana saat itu aku deg-degan setengah mati saat hanya disuruh datang.
Lebih parah lagi, aku SMS Abbey dan Angel... Pernah sampai menitikkan air mata di mobil.

PADAHAL, YA AMPUN, KETAKUTAN MACAM APA INI, SAUDARA-SAUDARA?
Percayalah, di antara sekian banyak ketakutan, milikku pasti termasuk ketakutan cemen. -_-

Tapi, sejak memberanikan diri untuk datang itu, aku mulai belajar sesuatu.
Aku mulai bisa melihat, nggak buta lagi. :p

Aku nggak tahu apa yang bisa membuatku melewati satu hari itu, sekitar tiga jam, tanpa teman ngobrolku yang biasanya.
Ya, aku sendiri.
Dan Tuhan, bagaimanapun, membuatku berhasil melewatinya dengan sebuah senyuman...

Sejak hari itu, kurasa hidupku nggak akan pernah sama lagi.
Mungkin cuma lewat hal yang kelewat kecil seperti ini, tapi setidaknya, akhirnya aku tahu bagaimana Tuhan selalu campur tangan walau kita nggak bisa melihatNya dengan mata telanjang.

Hari ini, semuanya berakhir.
Dan tepat saat semuanya telah berakhir itu pula lah, aku juga sudah berhasil mengalahkan rasa takutku.

Mungkin belum sempurna, aku tahu.
Namun setidaknya, aku sudah mencoba.

Dan setidaknya pula, aku tahu bahwa segala sesuatu terjadi untuk sebuah alasan.




Maaf ya, karena aku dan ketakutan bodohku ini selalu merepotkan.
P.S: Makasih untuk dasi kupu-kupunya yang menawan sekaligus mencekik :p

Kamis, 10 Februari 2011

2 Months



Sudah dua bulan aku melepasmu, terbang bersama impian-impianku.

Di manakah engkau sekarang?
Bagaimana kabarmu?

Apakah kelak, kau akan datang membawa kabar buruk.. atau menjelma menjadi sebuah e-mail yang akan memutarbalikkan hidupku sepenuhnya?

Selasa, 08 Februari 2011

Hai, Saya Lagi Galau.

Seringkali, satu-satunya hal yang lebih besar dari seorang manusia adalah ketakutannya sendiri.

Seperti saya.

Minggu, 06 Februari 2011

Tumblr

Olo, everyone! :D

Check out my tumblr here.
Or just click the 'tumblr button', I just added it.

Take a peek at the other side of me!
Nyehehehe.

Xoxoxoxo.

Kamis, 03 Februari 2011

Gorgeous Monsters


"Mentari lengser dari tahtanya berganti bintang, busur waktu bergerak tanpa kendali. Tanpa sadar, kini aku dan sahabat-sahabatku telah duduk di bangku 3 SMP, waktu di mana kami berlima dipaksa untuk sadar bahwa sebentar lagi kami akan berpisah ke SMA masing-masing. Senin 31 Januari ini adalah hari ultah salah satu sahabatku, Abbey. Melalui koran ini, aku hanya ingin kau tahu, hadiah terindah yang bisa kuberikan adalah diri ini. Tak perlu lagi kau khawatir, kami semua akan selalu ada untukmu. Ya, ruang dan waktu takkan memisahkan kita karena namamu telah terukir di dalam bilik kalbu. Happy birthday, dear, best friends stay forever.
"

-Jesslyn Chandra
(Essay Jawa Pos yang seharusnya mau aku buat surprise untuk Abbey, tapi ga diterima :p)

P.s: Saya menulis postingan ini atas paksaan manusia itu.

*

Setiap orang pasti punya tempat di hatinya yang dikhususkan untuk orang-orang tertentu saja.
Orang-orang itu - yang tentunya sangat spesial - bisa jadi adalah, keluarga, sahabat, kekasih, atau ketiganya, bahkan lebih.

Salah satu orang yang menempati posisi itu di hatiku tentu saja mereka berempat.
Monster-monster yang selalu ada dalam kalbu ini - Abbey, Angel, Clara, Fanie.



Jujur, aku bersyukur banget punya sahabat-sahabat kayak kalian. :)
Sahabat yang selalu ada buat aku, bukan cuma waktu terang, tapi juga waktu gelap.
Sahabat yang, sejatinya, menerima aku apa adanya.

Memori-memori tentang kalian, rasanya benar-benar nggak akan terlupakan, bahkan sampai aku sudah keriput nanti.

Aku ingat, gimana kalian selalu dukung aku.
Contoh simpel aja, misalnya perihal impianku.

Abbey, yang selalu jadi fan fanatikku. :p
Aku inget banget, waktu novelku masih belum selesai dulu, dia selalu minta aku ngirimin ceritaku via skype, biarpun aku udah bilang kalau aku cuma ngelanjutin dikit banget.
Terus, kalau dia udah selesai baca, ritual khasnya, pasti dia komentar.
Dan komentar itu, selalu, sampai kapan pun, membangun.

Angel?
Yang ini bener-bener berkesan banget, aku selalu teringat gimana dia benar-benar berperan penting buat penyelesaian Mélodie d'Amour.
Di samping dia yang memang bantuin aku di beberapa bagian untuk pencarian ide, dia juga bener-bener berjasa untuk buat aku nggak nunda-nunda penyelesaian novel itu.
Dia pasang target buat aku, astaga, karena dia tahu aku butuh dorongan. :')

Clara, dia yang nggak terlibat di pembuatan ceritaku sesering Abbey dan Angel, tapi benar-benar berkontribusi penuh dalam proses recharge battery semangatku. :D
Aku ingat betul, saat itu, aku dengan cerianya bilang kalau Mélodie d'Amour udah selesai.
Clara, dengan kepolosannya, nanggepin dengan 4 kata: "Kamu kok hebat, Jess?"
HAHA thank you Clara, meski aku tahu aku nggak hebat. :p

Fanie, dia juga nggak kalah kerennya.
Dia selalu dukung aku, juga ngasih saran-kritik, terutama waktu Setetes Embun Malam dulu karena kita sekelas.
Satu lagi, aku selalu inget kata-katanya kalau aku bilang aku udah selesaiin salah satu ceritaku: "Kamu kok jahat seh, Jess, nggak cerita-cerita ke aku? Aku lho ga tau jalan ceritamu!"
Ahahaha so sweet fan :') Thanks karena udah support aku, selalu.

Anyway, pada kenyataannya, persahabatan itu nggak selalu berasa manisnya aja.
Nggak terhitung juga berapa kali kita berlima bertengkar, baik yang cuma adu mulut biasa, sampai ngambek-ngambekan.
Tapi, apa yang terpenting, adalah bagaimana persahabatan kita bertambah kuat setelah itu. :D

Dua hari lalu, kalau nggak salah, aku baca blognya Abbey, tentang pesan-pesan buat kita semua.
Hari itu udah jam 12 malem, aku udah ngantuk, tapi aku bela-belain nunggu :p

Dan... YEAH.
Malem-malem, aku sukses terharu sendiri di kamar, hampir nangis. :')

Memang benar, waktu itu berjalan cepat sekali.
Nggak terasa banget, iya kan?
Kita berlima, yang udah sama-sama sejak SD bahkan TK, bakalan kepisah-pisah di SMA.

One thing for sure, I love you guys, as always. :)
Biarpun kita bakalan beda sekolah, tapi aku percaya kok, kita bakalan tetep sahabatan sampai kita udah keriput nanti.
YOU GUYS ARE STILL THE BEST!

Jujur, aku nggak pernah ketemu monster-monster seajaib kalian.
Aku bener-bener bersyukur bisa terperangkap dengan kalian, meski pada akhirnya, aku juga ketularan jadi monster. :p (atau aku yang mengubah kalian jadi monster, nggak tahu lagi ya).

Kalian berlima, tanpa kecuali, akan selalu ada di hati <3>

Rabu, 02 Februari 2011

Forever.

One thing for sure, I love you guys.
And we will never be apart.



Together forever.
As always <3