Jumat, 31 Desember 2010

2011

Happy New Year!
Okay, it's still more than an hour to go :p

Well, 2011.
It's gonna be another crazy year of my life. :|

2011, seperti ya dan tidak.

Yeah, I'm excited, karena aku yakin pasti banyak kejutan hidup menunggu di tahun baru ini.
But no, no way, I'm pretty sad, time flies so fast.
Bentar lagi udah SMA, and I'm really gonna miss my friends :( especially Abbey and Clara.

Yah, tapi seperti apa yang aku bilang tadi, time flies so fast.
Whether you're ready or not, waktu itu tetap aja berjalan.
Kita, mau nggak mau, siap nggak siap, memang harus siap dan berjalan maju.

Hadapi saja apa yang ada di depan sana.
Aku, mungkin dengan langkah terseok-seok, akan terus maju.. karena aku tahu perjalanan ini nggak akan pernah sia-sia sedetik pun.

What about you? :)

Btw, kalau bicara tentang resolusi tahun 2011, aku sih cuma punya 3 aja.
Here they are:

MY RESOLUTION

1. Publish my novel
2. Get good scores for my Petra test and UNAS

And here's the most spectacular thing...
3. NYOBAIN SEMUA MAKANAN DI KANTIN SEBELUM AKU LULUS!
Nyehehehe, yeah! >:D


Btw (again), I'm going to Malaysia tomorrow.
My family plus my grandma and cousin! :D
Woohoo, it's gonna be so super!
Hahahaha.

Have a great new year, everyone!
Xoxoxo.

Kamis, 30 Desember 2010

100 Words = 1 Step

Hari ini aku kembali sadar, betapa gilanya hidup ini.
Hidup ini, perjalanan yang aneh tapi nyata, tak bisa diprediksi, menyimpan misteri-misteri terselubung, menantang kita hari demi hari.

Ya, seperti hari ini.

Jauh sebelum hari ini tiba, aku sudah lama menunggu.
Jantung berdebar tak karuan menunggu bintang segera lengser dari kedudukannya, berganti mentari.
Namun, kala itu bukan saatnya.

Hari berganti hari, bisa dikatakan aku sudah (hampir) lupa.
Malam kemarin, sempat terlintas di otakku, menyadari kalau besok sudah hari Kamis.
Ternyata hari memang seakan beranjak lebih cepat bila ia tak dinanti.

Pagi ini, tepat setelah aku membuka mataku, aku langsung turun memburu koran.
Bukannya ingat tentang hal yang terlintas di otakku kemarin, tapi aku langsung memburu berita tentang pertandingan Indonesia vs Malaysia tadi malam.

Sayang, koran itu lenyap sudah dibawa papa -__- hahaha.
Oooookay.

Tak lama, kakakku datang, menanyakan hal itu.
Hal yang mengingatkanku padanya.

"Nggak tahu, sih, kayaknya korannya dibawa papa ke kantor," ujarnya lantas beranjak ke kamar. Namun ia berhenti sebentar, menatapku lurus-lurus. "Oh ya, kamu masih ngirim-ngirim ke sana ta?"

"Hah? Nggak," jawabku spontan. Memang tidak. Maksudku, terakhir kali aku mengirim artikel itu adalah seminggu yang lalu, dan semenjak itu aku sudah lupa.

"Oh?" Ia memiringkan kepalanya. "Soalnya tulisanmu masuk."

Dan setelah itu, aku, dengan segala kejayusan itu, hanya ber-"Hah? Hah?" ria.

Ternyata Tuhan menjawab.
Memang hanya 100 kata, sesimple itu, tapi artikel pendek itu membuatku sadar kalau Tuhan ada di sini, mendengar doa-doaku, dan menunggu waktu yang tepat untuk menjawab.

Btw, you *pointing him :D*, thank you for the support! :)
Meski awalnya nggak secara langsung -__- hehe.
Cuma, asal tahu aja, statusnya Mr masuk Top News, jadi aku bisa baca hahahaha.
Big thanks. ;)


P.S: KORANNYA PAPA KETINGGALAN DI KANTOR. -___- Jadi, yeah, honestly aku memang belum liat, bahkan pegang koran itu secara langsung. Ha-ha. Misteri hidup.

Rabu, 29 Desember 2010

GARUDA FIGHTS BACK

Fight, Indonesia! :D
NOTHING IS IMPOSSIBLE!



Yeah!
INDONESIAN RANGERS!

Sabtu, 25 Desember 2010

Christmas Wishes

Merry Christmas, People!

So, here are my 5 Christmas wishes:

1. Publish my writings :)
2. Pass my SHS test!
3. Best moments with my JHS friends before I leave.
4. Family and friends in my life.. FOREVER.

Last but not least...
5. Indonesia wins the AFF Cup!



GO INDONESIA!

Jumat, 24 Desember 2010

Writing

"Writing is a discovery.
Get lost in your own story."


-Raditya Dika

Kamis, 23 Desember 2010

Semalam

Kemarin malam aku tak kunjung terlelap.
Memikirkan hari ini, berdoa dalam hati, agar apa pun yang terjadi, aku tak akan menyerah...
Seluruh kemungkinan merajalela dalam lingkup kepala yang sempit ini, hingga akhirnya, aku berhasil tenggelam dalam alam mimpi.

Ya, alam mimpi.
Semuanya berlanjut di mimpi.
Bagai mimpi buruk.. mimpi buruk yang sejatinya membangunkanku.

Aku tak bisa berbohong, mimpi-mimpi itu jelas sekali.
Ya, mimpi-mimpi, potongan-potongan mimpi yang seakan membentuk suatu kesatuan dalam papan puzzle: impianku.

Untuk kedua kalinya, aku bermimpi tentang Mélodie d'Amour.
Kalau yang pertama kali dulu, bunga tidurku hanya sepenggal saja, namun cukup jelas.
Amplop itu, amplop pengembalian naskah dari GagasMedia tergeletak di sofa, namun anehnya berwarna merah.

Tadi malam.. amplop itu tak lagi terlihat, namun semuanya tampak jauh, jauh lebih jelas.
Siang itu, entah bagaimana, Angel ada di rumahku.
Saat kita berdua mau masuk lewat garasi, tiba-tiba aku berbalik dan mengecek kotak pos.
Benar, amplop itu ada di sana.

Sedetail itulah, sedetail itu aku mengingat mimpiku semalam.
Selanjutnya, tak begitu jelas lagi, namun aku masih sedikit-banyak mengingat intinya.

Aku dan Angel di kamarku, membicarakan naskah gagalku itu, dan berbicara tentang 'firasat', kalau tidak salah.
Hahaha ya, begitulah.

Satu lagi, hal yang aneh tak terperi, mimpi itu terasa konyol sekali saat..
Aku membuka amplop itu, dan menemukan surat yang biasanya dicetak untuk memberitahu alasan mengapa naskah belum layak diterbitkan... ditulis tangan dalam kertas surat warna-warni.
HAHAHA.

Mimpi yang kedua, mimpi tentang hari ini.
Kali ini bukan mimpi yang buruk.
Mimpi yang.. kuharap akan menjadi kenyataan. :)

Kali ini ada aku dan Abbey.
Memang, begitulah adanya.
Aku tak sengaja memilih Abbey atau Angel untuk dijadikan tokoh mimpi, namun, alam bawah sadarku sendiri yang berbicara.
Wow. -__-"

Kami berdua ada di semacam aula besar, ada banyak orang juga di sana.
Seingatku, mereka semua teman-teman MDC.

Di sana, akan ada pengumuman tentang essay dan cerpen siapa yang akan dimuat di Jawa Pos.
Oke, hal-hal itulah yang sedari kemarin malam terus melintas di otakku.

Singkat kata, dua dari essayku terpilih. :|
What an unyu moment, lalu kalian tahu apa yang terjadi?
Aku... aku, astaga, memeluknya.*

*) I didn't mean to, Bey! -___- salahin mimpiku.

Ada banyak penggalan-penggalan mimpi lagi yang melintas di alam bawah sadarku kemarin.
Beberapa dari antara mereka terekam jelas, beberapa lagi hanya sebatas sayup-sayup semata.
Beberapa dari antara mereka, yeah, membuatku terbangun berkali-kali.

***

Well, itulah, semuanya bisa terjadi dalam mimpi.
Aku juga tak pernah membayangkan mimpi itu akan datang begitu jelas, apalagi sampai aku ulas sepanjang ini di blog.
Tapi, apa daya, memang begitulah adanya.

Anyway, mimpi-mimpi itu salah.
Hari ini aku gagal.
Tapi, aku tahu, bila aku tak pernah melepaskan impianku, suatu hari nanti aku pasti berhasil..

Mimpi, biarlah jadi mimpi semata.
Aku tak akan lantas berhenti mengirimkan essay dan cerpenku ke Jawa Pos, bahkan mengklaim kalau Mélodie d'Amour pasti gagal.

Tidak ada yang menjamin.
Yang sudah terjadi, biarlah waktu yang menjawab.
Yang masih bisa diperbaiki, seperti Jawa Pos itu contohnya, pasti masih ada kesempatan lain.

Jujur, mimpi-mimpi semalam memang sempat membuatku beberapa kali tertegun.
Bagaimana tidak, ia jelas sekali, seakan-akan memang akan menjadi kenyataan.

Tapi aku tahu..
Selama masih ada rongga untuk melayangkan setapak-dua tapak langkah, pasti masih ada jalan.


Dear Bunga-Bunga Tidur,
Makasih ya sudah sudi berkenalan denganku semalam. :p

Rabu, 22 Desember 2010

Mother, I Love You.

HAPPY MOTHERS DAY!



God, thanks for giving me a super mom, who loves me no matter what.
Love you, Mom.
Forever and ever.
Xoxoxo.

Selasa, 21 Desember 2010

Impian



Impian.

Ada berapa banyak orang di dunia yang terlambat menyadari mimpinya, kian lama kian digentayangi waktu, diri pun telah digerogoti hari?
Bermimpi, ingin menggapai impian itu, namun sayang, semuanya tampak sudah terlambat..

Ada pula, orang-orang yang telah menemukan impiannya, namun tak ada rongga yang cukup untuk mewadahinya.
Seperti salah satu orang yang benar-benar aku kenal itu.
Mau masuk jurusan kedokteran, tapi nggak berani mengutarakan hal itu ke orang tuanya karena keluarga mereka memang kurang mampu.

Sedangkan kita?
Pernah nggak sih, kita sadar betapa beruntungnya kita ini sebenarnya?
Masih muda, bisa bermimpi seluas-luasnya, segalanya bisa mewadahi pula.

Kurang apa lagi?
Yang kurang.. hanyalah kebulatan tekad.

Karena itu, mulai hari ini, aku berjanji dengan diriku sendiri.
Sebagaimanapun perjalanan ini menjungkir balikkan diriku, aku tak akan pernah, sekalipun, melepaskan impianku...

Minggu, 19 Desember 2010

Number One Mom

Siang itu, di depan stan penjual Pancake Durian, tampak seorang anak dan bundanya tengah berbincang selagi menunggu pesanan mereka jadi..

Me: Ma, aku mau nanya pertanyaan aneh. Hehe, jangan marah, ya.
Mom: Apa lagi? Paling juga nanya pertanyaan bodoh, "Mama lebih sayang mana, aku atau blablabla?" Hahaha.
Me: Nggak, dong.
Mom: Terus?
Me: Kalau misalnya nih, kita berdua tersesat di hutan, nggak ada makanan, sama-sama laper berat. Terus, mukjizat dateng, tiba-tiba ada pancake durian kayak gini jatuh dari langit. Mama pilih yang mana - makan pancake itu sendirian, kasih semuanya buat aku, atau kita bagi separuh-separuh?
Mom: Bagi separuh-separuh. Atau kalau nggak, kamu lebih banyak dikit nggak apa-apa deh, yang penting kita berdua makan.
Me: Lho, kenapa?
Mom: Soalnya, kalau mama kasih kamu semuanya, sama aja pilihan bodoh. Kamu kenyang, mama mati kelaparan, terus nggak lama kemudian kamu sendiri dimakan harimau, mati juga akhirnya.

Aku mengangguk-angguk. Sekarang aku tahu, mamaku adalah mama nomor satu di dunia.

Jumat, 17 Desember 2010

Sepenggal Lirik

"Inilah hidup berselubung mimpi
Membawa hatimu terbang ke langit
Meniti langkahmu, menapaki bintang
Menggapai cahaya dan menggenggamnya.."

Heeheehee. :p
Sepenggal agu yang kelompokku - Angel, Clara, James, Ariel - buat untuk pentas seni tahun depan. :)
How I love the lyrics!

Dreams, Wishes, Prayers..
Tiga kata simple yang bila kau dalami menjadi complicated.

Tadi Malam

Tadi malam aku bermimpi..
Bermimpi kalau naskahku dikembalikan.

Kamis, 16 Desember 2010

ILYSDM :)




I love you, guys.
I love you so damn much :)

Yeah, I know, time flies, life must go on..
But no matter what, we'll still be friends, right?
You guys.. are the best thing that I have ever had.

Abbey, Angel, Clara, Fanie.
Thanks for giving me those love, support, and.. wings.

Thank you.
Thank you for being the rainbow in my life :)

XOXO.

Selasa, 14 Desember 2010

Too Ridiculous? Too Early?

Mungkin ini terdengar aneh, terdengar konyol, atau terdengar sinting.

Sejak hari bersejarah yang tercatat dalam gumpalan awan impianku itu - 10 Desember 2010 - aku selalu mengecek kotak pos sepulang sekolah.

Terlalu cepat, ya, aku tahu, bahkan terdengar .. gila.
Tapi inilah, Kawan, salah satu hal yang bisa dengan mudahnya menjungkirbalikkan dirimu; impian.

Writing .. is an indescribable ART.

I Dreamed A Dream

Take a peek at my friend's blog, guys, Angel's.
CLICK!

She's talking about 'dreams' there, how I love it.
Yes, everyone has a purpose to live, they just have to find it out.
Because we're born for a reason...

I love the way she said she was jealous, hahaha.
I'm feeling honored, bahaha, just kidding. -_-
But all readers know, it's the 'being motivated' kind of 'jealous'.

Nothing is impossible, dear!
Keep believing, keep trying, and the most important is, keep praying :)

Believe that God has given family and friends to you, to help you although it's all depends on you too.

I love you, baby. :D

Let's run together to reach our stars!

Sabtu, 11 Desember 2010

Indescribable Life

God has a plan for each of us, that's why we're born in the world.



It's me, when I was still little, less than 1 year I think :)
How chubby I am there!
Hahaha.

Well, time flies, dear.
Fourteen years have passed since I cried at the hospital with my dad and mom, looked at the world for the first time :)

It was like, the world stared at me and said, "Welcome to the world, baby, feel the craziness from now on."

Yeah, I've grown, standing here in the middle of the world.
Living my life with these dreams, wishes, prayers.

Many things have changed, but life still goes on.
That time, maybe I was just crying because of wounded knee, but now everything seems harder.
But, yeah, time doesn't matter, life must go on.

I'm still here, can't do anything except living my life.
I just have two choices; whether I'll live the life with smile, or with tears.
The first choice is definitely the best :)

And I'm standing here... with a smile.
Believing that God has planned everything for me, for the best.

I know, He's hugging my dreams, holding my wishes, and answering my prayers.

What about you? :)

Jumat, 10 Desember 2010

10.12.10

So, here I am.
Sitting here, just don't know what to say...
Because everything looks so unbelievable.

OH MY GOD.

***



Mélodie d'Amour
.

Entah sudah berapa bulan aku terombang-ambing di sini, antara ya dan tidak.
Berusaha memacu diri untuk maju, namun apa daya tembok seringkali menghalau.
Tapi semuanya tetap, dan masih ada di sini, sampai...

Sampai aku tiba di titik ini.
Melayangkan pandang ke lingkup angkasa yang luas tak terperi, menatap lurus-lurus ke bintangku, yang aku yakin, sedang menungguku di atas sana.
Bintang itu sudah ada di atas sana.
Hanya tinggal menungguku, menungguku untuk menangkapnya.
Itu saja.

Mélodie d'Amour memang kini telah ada dalam perjalanannya, namun aku masih terus meniti langkah.
Merangkai langkah demi langkah, memang tak tahu seberapa jauh aku dan bintang terpisah, namun hanya maju, meyakininya...

Aku masih seorang gadis yang sama.
Seorang gadis yang menaruh hatinya pada dunia menulis.
Seorang gadis yang, sayangnya, memang tak akan pernah tahu apa yang terjadi.

Aku tak tahu, apakah kali ini saatnya.
Aku telah terbang ke bintang, tak tahu di mana ujungnya mimpi ini...

Ah, jangan kira aku lupa.
Mungkinkah? Saat itu, saat di mana aku kali pertama berani mengepakkan sayap.
Namun, saat itu, jawabannya memang tidak...

Sekarang?
Aku tak pernah tahu, tak akan pernah tahu sebelum waktunya tiba.
Aku tak tahu apa, namun aku tahu bagaimana...

Setidaknya aku telah memulai kembali perjalanan ini, tak tahu di mana ujungnya, hanya ingin terbang, sedikit takut untuk terhempas, namun tak bisa lagi berhenti...

Inilah aku.
Di sini, ada di sini.
Ada dalam perjalanan ini.

Mungkinkah?

***

Hei, ingatkah kau dengan sedikit cerita yang mengawali perjalanannya?
Detak jantung itu, Detak Jantung Sebuah Novel Tak Bernama.

Jadi, meski memang sedikit terlambat, ia sudah bertumbuh dewasa, tentu saja.
Inilah kisahnya, Kawan.



Sejumlah 128 halaman, ia pun keluar dari cangkangnya, setelah diolah sedimikian rupa sejak 23 November 2010 - 22:38.
Ia pun bersiap untuk tumbuh menjadi dewasa sepenuhnya, tepat hari itu, 8 Desember 2010.




Keesokan harinya - 9 Desember 2010 - oleh sang penulis, ia dibawa pergi pada ahlinya untuk didandani sedemikian rupa, seperti potret di atas.
Diberi baju, dipoles bagaimana pun caranya agar ia tampak sempurna saat keluar menjadi sosok dewasa yang akan segera terbang jauh, berkelana.

Dan, ABAKADABRA!




Tiba saatnya, pukul 12:01 hari itu, ia pun tumbuh dewasa.
Kurang lebih 24 jam lagi, ia akan terbang, jauh ke ujung sana...

Malam hari itu mungkin adalah malam terakhirnya bersama sang penulis.
Penulis itu tak tahu apa yang ada di depannya, namun ia sudah bertekad, untuk selalu menggantungkan harapannya, apa pun yang terjadi...



Ya, ya, ia meneguhkan hati, apa pun yang terjadi...


Terbanglah...


Terbanglah jauh.

Kamis, 09 Desember 2010

Tomorrow, Baby!

Tomorrow will be a super day for me.
Srsly. :)

First, aku bakal ngirim Mélodie d'Amour ke GagasMedia.
YAYYY FINALLY! :D
Cerita lengkapnya besok aja. :)
Psst, sedikit bocoran, aku mencatat waktu-waktu yang sebenarnya nggak penting, tapi menurutku penting - contohnya, jam dan menit di mana Si Mélodie d'Amour selesai dijilid.

Second, yeah, our secret mission!
Tapi tadi ada yang sedikit bermasalah di laptopnya Clara, jadi ga bisa. :(
Tapi overall udah jadi kok, tinggal...
Oh ya, aku ga boleh bocorin rahasia. :p

Wish me luck, and with them luck too, karena kayaknya mereka yang bakal ngurusin hal 'B' sementara aku meng-handle hal 'A'.
We're running out of time. O.O

YABADABADOOOOO!

Thank You, Lord

Yeah.
Thank you, Lord.
Thank you, Lord, for giving me this precious and unforgettable life lesson. :)

Hari ini aku belajar sesuatu.
Ya, lagi-lagi tentang poin-poin kehidupan yang entah di mana ujungnya.
Namun, Tuhan sudah membawa aku ke titik ini, dan aku bersyukur, benar-benar bersyukur karena Ia membuat aku mengerti.

Pertandingan basket.
Ya, semuanya berawal dari situ.

Pertandingan ini bukan tentang aku, tapi tentang kami.
Tentang kelas 9.
Di mana kita berjuang bersama-sama untuk teman-teman kelas 9, yang sudah ada di hati ini sejak belasan tahun yang lalu.

Kami kenal cukup dekat dengan teman-teman kelas 8 yang menjadi lawan kami hari ini.
Karena itu, kami nggak mau meremehkan, walau orang-orang sudah bilang kalau kelas 9 pasti menang.
Well...

Oke, jangan kira aku santai, atau gimana.
Aku juga nggak berbakat, hahaha, aku tahu itu.
Tapi ini tentang pertandingan yang mungkin merupakan yang terakhir di SMP, sekaligus kesempatan bermain yang terakhir kali bersama teman-teman yang, yeah, mungkin bakalan pisah sekolah sama aku.

Alhasil, kemarin malam dan malam sebelumnya aku banyak teleponan dengan Dea, juga chat dengan Fefe.
Mengatur strategi, yeah, and so on.

Dunia basket ini sempat melayangkanku dan Dea ke masa-masa berharga itu - DBL.
Setiap kata yang aku tuliskan di sini nggak akan pernah mewakili, percayalah.
Kami ingat benar, terutama kami berdua, yang pulang jam 10 malam, telepon sana-sini, mengurus hal ini-itu karena guru-guru nggak bisa mendampingi, sampai jatuh-bangun di lapangan biru itu, kami berdua ingat dengan sangat-sangat jelas.

Waktu itu, well, mungkin memang saat-saat di mana Tuhan menguji kita.
Tapi aku bersyukur, bersyukur sekali.
Melalui DBL itu aku belajar untuk nggak perlu khawatir berlebihan, dan berserah pada Tuhan sepenuhnya.
Filipi 4:6, seperti kata teman-teman DBL saat itu.

Aku dan Dea masih asyik berbincang, dan tiba-tiba dia menceritakan isi doanya padaku.
Dea bilang, dia nggak akan minta untuk menang, semuanya terserah Tuhan, tapi toh Tuhan tahu apa yang kita inginkan.
Kita berusaha yang terbaik, sisanya urusan Tuhan.

Well, siapa yang nggak mau menang, coba?
Tapi tetap saja.
Pasti ada pihak yang menang, ada pihak yang kalah.
Di samping bagaimana usaha kita, sisanya di tangan Tuhan.

Babak pertama, yeah, kita sudah ketinggalan.
Aku ngos-ngosan, dalam hati merutuki diri kenapa udah jarang menyentuh bola basket pasca DBL.
Aku tahu aku memang nggak bakat di bidang itu, tapi setidaknya, seharusnya aku latihan lebih keras...

Babak kedua, aku melihat jelas wajah-wajah itu.
Felia, Fefe, dan Dea, terutama.
Wajah-wajah ingin menang, wajah-wajah ingin maju.
Aku pun juga begitu.
Kembali lagi, siapa yang tak ingin menang?

Melalui Felia, kami memang mengejar beberapa kali.
Tapi yeah, seperti yang aku bilang tadi, sisanya urusan Tuhan...
Dan kali ini Tuhan sedangkan menyalakan lampu merah.

Aku coba menghibur diri, bilang kalau toh aku memang sudah jarang latihan dan tiba-tiba langsung begini, jadi aku sudah do the best.
Tapi semua yang aku upayakan itu terasa masih belum cukup...
Sampai aku ingat doaku dan doa Dea tadi malam.

Thank You, Lord.
We lost.
Thank you, thank you for giving me these experiences.

Tidak selamanya kemenangan selalu menjadi pelajaran hidup.
Tidak selamanya, Kawan.
Dan well, menurutku sih, pelajaran-pelajaran paling berharga justru kita dapat di saat-saat yang bisa dibilang, worst time, seperti sekarang ini.

Basket memang bukan panggilan hidupku (HAHAHA!), tapi aku bersyukur karena Tuhan sudah memberi kesempatan buat aku untuk ikut dalam ajang-ajang seperti ini.
Aku memang tidak lantas menjadi sehebat Michael Jordan, tapi aku dapat pelajaran yang lebih dari itu.

Untuk tidak takut mencoba hal-hal baru, untuk menjadi semakin dewasa, untuk semakin dekat dengan teman-teman, dan yang terutama, untuk semakin dekat dengan Tuhan.

Thank You, Lord. :)

Dan untuk cowok-cowok kelas 9, congrats, you did it!
Tak terkecuali, untuk teman-teman putri kelas 8, congrats too, keep going. :)
Kalian masih punya hutang di DBL 2011, ingat? :P

***

Filipi 4:6.
Pengkhotbah 3:11.

Itu ayat-ayat yang sempat, dan selalu, menguatkan aku dan teman-teman DBL.
Semoga memberkati :)
Hahaha.

Selasa, 07 Desember 2010

Lantern



Have you watched Rapunzel - Tangled Tale? I did. And I think, all of us are just the same as her, Rapunzel.

Ah ya, seperti yang aku bilang di post sebelumnya.
Benar.
Tentang bagaimana tidak sabarnya aku mengulas film ini, sampai diameter hidungku melebar bak Maximus.
Sekarang, sekarang tiba saatnya. :)

Rapunzel, yang punya impian, tak berbeda dengan setiap kita.
Impian yang sejatinya sederhana saja: melihat lentera-lentara itu yang dikiranya sebagai bintang.
Melihat dari dekat, merasakan cahayanya.
Begitu saja.

Aku tidak bilang semua impian itu pasti yang besar dan menjulang tinggi, karena nyatanya semua impian-impian besar itu selalu bermula dari yang kecil.
Semuanya.

Misalnya, well.
Kita ambil contoh Felix saja, teman seangkatan saya yang, yeah whatever, pintar.
Hahaha.
Mungkin dia tidak ingat lagi apa yang menjadi impian pertamanya.
Tapi, kita ambil contoh saja.

Mungkin yang menjadi impian pertamanya adalah dapat nilai bagus di pelajaran matematika.
Selesai, check.
Kemudian, ya nggak berhenti sampai situ aja.
Dia mulai bermimpi jadi juara kelas, lalu menang olimpiade, lalu jadi lulusan terbaik seangkatan, lalu diterima di universitas favorit, lulus (lagi) dengan nilai maksimal, jadi ilmuwan, menemukan teori A, teori A belum cukup sampai harus tercipta teori B, dan begitu seterusnya, impiannya terus diperbaharui.

Atau kalau mau contoh nyata yang bukan karangan, misalnya aku.
Yeah, contoh yang kurang bombastis .. -__- hahaha.
Impian pertamaku mungkin hanya sebatas menulis novel, supaya bisa ngalahin kakak (remember my old stories?).
Setelah itu, seperti halnya Felix, tentu saja aku nggak akan berhenti sampai situ.

Kala aku sudah berhasil membuat beberapa paragraf saja, aku pun mulai bermimpi untuk menyelesaikan novel, lalu membuat novel lagi, lagi dan lagi, sampai suatu saat terbersit ide untuk serius, lalu mengirim salah satu novel ke penerbit, mencoba lagi setelah gagal, membuat novel baru lagi seperti sekarang, bersiap-siap untuk menerbitkan lagi.
Kalau pun buku itu benar-benar terbit, mungkin, well, aku akan bermimpi untuk jadi penulis yang makin diupgrade, karya makin banyak, dan memberkati orang.
Yeah, mungkin.
Semoga. Hahaha.

Karena begitulah manusia..
Kita memang seharusnya memulai hal-hal besar melalui hal-hal sepele dulu.
Hal-hal sepele yang kita pandang dengan bertanggung jawab. :)

Kembali lagi ke Rapunzel.
Sayang, hal-hal sepele itu bukan berarti punya halangan yang sepele pula.
Tak jarang, masalah-masalah yang kita hadapi malah membuat kita menyerah, padahal ya, masalah itu masalah sepele.

Rapunzel juga punya masalahnya sendiri.
Si mama jadi-jadian yang gimbal itu melarangnya untuk pergi, ingat?
Sampai suatu saat, muncullah si Flynn Rider a.k.a Eugene, dan saat itu pula perjalanan Rapunzel yang sesungguhnya dimulai.
Oh yeah, whatever. -__- ha-ha.

Kalau Rapunzel memang hidup, aku yakin dia pasti nggak semudah itu memutuskan untuk keluar dari rumahnya.
Well, mengingat omongan mamanya yang bilang kalau dunia luar itu berbahaya, yeah blahblahblah.
She must be afraid.

Dan rasa itulah, yang sejatinya juga kita perlukan..

Rasa takut itu sebenarnya juga kita perlukan, tentunya dalam dosis tertentu.
Tanpa rasa takut, mungkin kelak saat mimpi itu tercapai, kita nggak akan pernah mendalami artinya isn't it?
Justru dengan rasa takut itu, kita (seharusnya) makin termotivasi, take a move, dan kala mimpi itu sudah tercapai, kita sadar betul apa yang membuat kita berjalan dari titik nol sampai titik atas - kerja keras.

Rumah Rapunzel - or how should I call it? Tower? - sebenarnya juga punya makna bagi kehidupan kita masing-masing.
Kita ini, secara sadar atau pun tidak, cenderung selalu living inside the box.
Takut untuk mengambil resiko, takut dengan apa yang terjadi, dan yang paling parah, takut untuk keluar - padahal di luar sana impian kita hadir dalam bentuk nyata, tinggal menunggu kita untuk keluar dan menggenggamnya.

Layaknya Rapunzel di film itu, memang nggak ada yang instan di dunia ini.
Semuanya butuh proses.
Sekali gagal, bahkan mungkin beberapa kali gagal.
Proses.
Kita mungkin nggak tahu berapa lama it takes time, tapi bukankah yang namanya proses tetap bergerak, dan suatu saat kita akan tiba? :)

Jika kita tetap mendayung, tak peduli seberapa sering ombak menerjang perahu kita, suatu saat, lentera-lentera itu pasti akan terlihat...



Setiap dari kita punya lentera masing-masing yang sudah menunggu di ujung sana.
Hanya saja, terserah dari kita masing-masing hendak melakukan apa.
Entah berdiam diri di menara yang tak lain adalah lingkup hidup kita yang begitu sempit, ataukah mulai keluar menyongsong dunia untuk menghampiri lentera tersebut.

Well, kalau aku..
Aku akan terus mendayung sampai meggapai lentera itu.
Lentera itu, mimpi yang sudah ada di hati ini sejak lama.



Otw to reach my lantern.

Jumat, 03 Desember 2010

Rapunzel: Tangled Tale




Yeah.
We've celebrated the death of Mr. Final Exam.
Hahaha.

So, right, we watched Rapunzel: Tangled Tale. :)
It was freaking awesome and funny, haha.
The worst thing is, when Rapunzel's hair is cut, I thought she became so similar with my dearest friend, Nadia Putri.
Oh dear! :P

Btw, it teaches us about dream too.
Aku udah nafsu sekali buat update blog tentang mimpi itu,tapi kayaknya ga sempet.
Unfortunately.
Padahal saking nafsunya diameter hidungku sudah melebar drastis seperti...


Maximus.

P.S:
We've done with our secret mission! Hahaha. I'll tell you next week ;)

Kamis, 02 Desember 2010

Jingle Bell



Yeah, among other holidays, Christmas holiday is what I like the best. :)
It's already December 2, man!
Woohoo!

I still face my final exams (tomorrow is the last day, haha!), but the Jingle Bell song has started to spin on my mind.

Time flies, it feels like I just celebrated my last 2 years Christmas event at my school - we did 'Christmas Carol' and made christmas tree with bottles.
Last year was the time when we wore same t-shirt - the best class I have ever had, 8B.

Oh but christmas is coming, dear!
Coming very-very soon.

Have you ever recognized it?
Time walks so fast, it feels like christmas-new year-christmas again-new year again-christmas over and over again, and so on.
...
WOW.

Anyway, I'm still excited!

P.S:
Just like our usual ritual, we - Abbey, Angel, Clara and I - will go to Supermal, about to have fun after the final exam, and do some .. well, secret mission. :p

Senin, 29 November 2010

SHS: Coming Soon

Oh well, hari Minggu lalu di gereja waktu puji Tuhan, tiba-tiba sebuah gagasan - oh bukan, lebih tepatnya pertanyaan - mendarat di kepalaku.
Setelah berpikir sedikit-banyak lama, akhirnya aku memutuskan untuk membahas ini di blog - setelah tertunda satu hari, karena kemarin aku belajar buat UAS sampai hampir autis.

"Hidup itu seperti apa sih?"

Exactly, seperti itu.
Pertanyaan yang sesederhana itu, tapi bisa membuatku menguras otak sedemikan keras.
Mungkin terdengar simple sekali, tapi coba kalian pikir, apa jawaban yang paling tepat?

Well yes, hidup itu berputar, sudah pasti nggak terpaku pada satu titik aja.
Jadi, perumpamaan yang pertama kali muncul di otakku adalah .. gasing.
Ya, gasing, benda yang kalau ditarik berputar itu, mainan kesukaan anak kecil.

Tapi setelah pikir-pikir lagi, aku merasa gasing kurang cocok.
Gasing memang berputar, tapi lama-lama ia melamban, remember?
Jadi, gasing? Coret.

Setelah itu, pikiranku melayang ke libur lebaran lalu, aku sempat mampir ke Malaysia, main di salah satu Indoor Theme Park, kalau nggak salah namanya Cosmos.
Salah satu mainan favoritku namanya 'Wave' kalau nggak salah.
Jadi itu seperti permainan yang mengajak kita membelah angin - seperti itu bahasa bombastisnya.
Kita duduk di semacam kereta, lalu muter-muter di relnya dengan kecepatan tinggi.

Aku jadi sedikit berimajinasi, hidup itu seperti permainan itu.
Dengan catatan, permainan 'Wave' yang mesinnya rusak. :P
Get what I mean?
Jadi, yeah, muter-muter terus dengan kecepatan tinggi, tapi nggak berhenti-berhenti.

Berputar, well...
Setelah aku mendalami lagi, sepertinya juga kurang tepat.
Perumpamaan ini kan mirip dengan kata-kata 'hidup itu bagaikan roda', dan jujur saja aku kurang setuju.

Memang benar, kadang kita di atas, kadang kita di bawah.
Tapi situasinya kan berbeda.
Nggak seperti roda, kalau di atas ya dihembus angin, kalau di bawah ya mencium aspal.
Hidup nggak selalu begitu, kan?
Jangan salah, hidup itu cukup kreatif untuk memberi kita permasalahan yang beragam, tanpa kita bisa pilih menunya.

Jadi ya, aku tetap merasa kalau permainan 'Wave' itu kurang mewakili.
Nyatanya, kita nggak pernah berdiri di satu tempat yang sama, bukan?

Jadi, setelah berpikir begitu lama, aku masih nggak bisa menemukan jawaban yang tepat seratus persen.
Hidup itu seperti apa?
Ya .. Seperti ini.

Kemudian aku kembali melayang, merenungi nasib - itu kalimat ironisnya.
Melayang ke masalah waktu.
Bagaimana gilanya dunia ini membawa aku ke sana kemari, tanpa aku bisa menolak.

Rasanya baru kemarin aku menapaki grade 9, mengerjai anak-anak kelas 7, duduk di bangunan sekolah yang baru.
Tapi sekarang udah hari pertama UAS.
HARI PERTAMA UAS!
Get it?
Artinya sebentar lagi aku selesai UAS, lalu libur sejenak, lalu try out, lalu UNAS, lalu .. ya, selesai.

Aku seperti berada di antara ada dan tiada, hahaha.
Antara kenyataan dan alam bawah sadar.

Aku sadar betul kalau waktu berjalan sangat cepat.
Karena itu, aku juga sadar betul kalau aku sedang berkeluh-kesah.
Hahaha.

Di sela-sela les, aku pernah bilang sama Ce Ribka, berkeluh kesah sejenak kalau waktu berjalan sangat cepat, bentar lagi SMA sementara aku masih ingin di sini, di bangku SMP.
Dia bilang aku aneh, haha!
Kebanyakan orang malah mau cepet masuk SMA, tapi aku nggak.

Well, sebenarnya bukan masalah 'label' SMAnya, teman-teman.
Bukan seragamnya yang ganti, bukan pelajarannya yang tambah susah, bukan juga masalah umurku yang makin tua.
Alasanku jauh-jauh berbeda dari itu semua.
Kalau SMA ya udah, terus kenapa? - that's what I think.

Masalahnya... Terletak pada kebersamaan ini.
Pada tempat aku duduk, bersama teman-teman dan guru-guru yang ada di sekeliling.
Well, aku sudah di Benih Kasih sejak playgroup, dan otomatis sudah ketemu teman-teman yang ini di MDC (lagi).
Kalian bisa bayangin sudah berapa tahun aku kenal mereka, belasan.
Belasan. -HELLO?

Gosh .. aku pasti bakal kangen sama guru-guru, itu yang pertama.
Aku bakal kangen sama mereka-mereka, si A yang suka bilang 'Heh heh heh heh!' sambil pura-pura melayangkan tinju, si B yang sukanya pake bahasa gaul 'Guys!', si C yang suka mengerut-ngerutkan alis, si D yang punya perut tambun, si E yang punya nama kocak, sampai si Z yang menyebut busa sebagai soda.
Mereka semua, tanpa terkecuali.

Aku juga pasti akan kangen setengah mati sama teman-teman gila ini, yang udah duduk dalam satu ruangan bareng sama aku selama belasan tahun.
Dia yang model lebay, dia yang kalau ketawa kayak kuntilanak, dia yang kalau malu mukanya merah abis-abisan, dia yang .. semuanya.
Mereka semua, tanpa terkecuali.

Kalau udah tahu waktu berjalan begitu cepat, lalu kenapa nggak sekalian SMA di MDC juga aja?
Oke, aku tahu, SMA itu perhentian terakhir.
Itu yang menyebabkan casenya lebih serius dari yang lainnya.
Aku juga nggak mau kecewa, nggak mau salah pilih, but the fact is, semua itu ada resiko dan konsekuensinya.

Well, mungkin beberapa orang tahunya aku diem sekali, tapi orang-orang yang lain mungkin menepis kuat-kuat dan bilang aku ini hampir mendekati tahap autis.

Karena .. inilah pengakuannya.
Aku bisa 'gila' sama mereka-mereka yang udah bersama aku dalam jangka waktu lama - seperti temen-temen sekolah, misalnya.
Karena, yeah, aku ini orangnya memang nggak bisa 'take a move first'.
Tunggu orang dateng ke aku dulu (atau nggak tunggu waktu jalan dulu, haha!), baru aku bisa deket, dan bisa berteman baik.

Aku mau pindah bukan karena nggak suka sama MDC - man, yang bener aja, aku udah cinta mati sama orang-orang di dalamnya.
Tapi karena life must go on, dan aku nggak bisa kayak gini terus, haha.

Aku seperti .. harus keluar dari cangkangku.
Yeah, begitulah, seperti kura-kura, kalau kalian ingat buku cerita Franklin.
Seperti itulah, seperti Franklin.
Nyatanya dunia bukan selebar cangkangku, tapi jauh di luar sana, ada banyak hal yang menanti.
Mungkin satu poin itulah yang harus aku benahi.

Time flies, aku memang nggak punya waktu banyak lagi dengan serba-serbi koleksi guru dan teman 'gila' itu, dan sekaligus - bad newsnya - aku nggak punya waktu banyak lagi untuk memutuskan.
Well, itu bukan pergumulan saya saja sebenarnya, tapi juga sebagian teman-teman yang lain.

Hanya saja, setiap kita punya kaki masing-masing, berhak menentukan ke mana kita akan melangkah.
Memang benar, pasti banyak dari kita yang udah kepencar-pencar.
Life must go on - nggak berarti persahabatan kita harus lepas juga, tapi yang bergerak cepat itu adalah si Abang Waktu.
Begitulah kenyataannya. X_X

Mau menghindar juga nggak bisa, toh waktu berjalan makin cepat.
Yang bisa aku lakuin, ya jalani aja.
Setiap dari kita kan masih ada di lingkup dunia, dan ada tangan Tuhan yang menggerakkannya. :)
Setiap dari kita punya jalannya masing-masing...

Kembali pada topik tentang hidup yang tadi, aku tetap nggak bisa menemukan jawabannya.
Hidup itu .. ya seperti ini.
Seperti ini - tempatmu menapaki kaki, menaruh hatimu, memutuskan mau terbang atau tidak.
Hidup itu bukan seperti gasing atau mainan Wave tadi.
Hidup itu .. ya seperti ini.

Ngomong-ngomong, hidup itu terlalu singkat untuk dihabiskan dalam keluh kesah - aku baru sadar, hahaha.
Keluh kesahku juga nggak akan menghentikan denyut waktu.
Daripada keluh kesah itu makin mengikis waktu yang tersisa, ya mending seperti slogan salah satu iklan itu, enjoy aja.
Enjoy iya, tapi juga give the best. :D

Tidak perlu bingung tentang pertanyaanku tadi - hidup itu seperti apa.
Tugas kita bukan menjawabnya, tapi menjalankannya.
Seperti apa hidupmu, itu tercermin dari dirimu sendiri, dari setiap langkahmu, dari setiap keputusanmu.

Selebihnya .. biar Tuhan yang menjawab. :)

Rabu, 24 November 2010

23.11.10

23.11.10 - 22:38



Dzooomm!
YABADABADOOOOOOOOO! :D

Inhale, exhale. :)


So here's the story, my adventure.
Petualangan yang barangkali memang sudah dimulai cukup lama.
Aku tidak bilang sangat, aku bilang cukup. :P
Perjalanan itu, perjalanan sejak aku terdampar dalam pulau ini dan membiarkan awan-awan mengajakku menggapai titik puncak bintang.

Namun perjalanan kali ini berbeda.
Jauh, jauh berbeda, karena kini ia kembali mengangkat hatiku, menari bersama melodi yang mengalun, jatuh-bangun bersama pikiran merajalela yang buntu, tapi menarikku kembali pada titik ini: harapan.

Mélodie d'Amour.

Ingat saat kala itu aku berkata bahwa targetku adalah 15 November?
Mamamia, pardon my attitude. :(
Aku memang sudah berusaha mengebut, tapi tidak bisa dipungkiri lagi, ada saat-saat tertentu di mana dunia perselancaran internet tampak jauh lebih menarik.
Yehhh.

Aku ingat benar, hari itu Senin pagi, dan aku tahu komitmenku musnah sudah.
Hari itu ada pelajaran olahraga, dan aku pun mulai melancarkan pengakuan dosa.
Aku bilang sama Angel, "Sorry dear, ceritaku belum selesai.." :|

Kenapa aku bilang sorry?
Well, karena aku merasa bersalah. -__-
Saat itu aku pikir, Angel ngasih aku deadline itu supaya aku bisa segera konsen sama Elemen: Segi-Segi Kehidupan.

Tapi, Kawan, inilah kenyataannya: aku salah.
Alasan Angel bukan 'sedangkal' itu.
Aku lupa tepatnya dia bilang apa, tapi aku ingat betul apa intinya.
Well, dunia kepenulisan yang sebenarnya itu nggak akan semudah apa yang aku jalani sekarang, seorang penulis-amatir-yang-sempat-gagal.

Sebagai contoh, waktu editor atau siapa pun minta penulis untu
k segera merampungkan naskahnya, bisa lagi nggak kita mengulur-ngulur waktu, apalagi sampai kabur ke dunia internet?
Walau hanya sejenak, tapi sekali nggak, tetap nggak.

Aku mengerti.
Sungguh.
Dan itulah alasan kenapa aku sangat berterima kasih pada Angel, my angel. D:
Hahaha.
Berhubung Rabunya libur, dia kasih aku kesempatan lagi untuk selesaiin itu novel Rabu depan (yeah, hari ini) karena hari Rabu itu ada pelajaran komputer dan kita bisa lanjutin cerita si Elemen.


And after that, I was getting serious.

Minggu-minggu ini adalah minggu sibuk menjelang UAS, dan kalian nggak akan bisa bayangin betapa padatnya jadwal kami.
Dengan jadwal koleksi-koleksi lesku, aku bersyukur juga karena nggak sampai muntah darah. :'D
Ha-ha-ha.

Saat kubilang aku mengerti, aku memang mengerti.
Aku tipe orang yang .. seperti ini: kalau target itu nggak aku
tepati, maka target-target selanjutnya akan hampir pasti nggak aku tepati juga.

Nah, aku nggak mau memperburuk keadaan, definitely.

Tapi aku juga nggak mungkin nulis ngalor-ngidul dari saat ayam berkokok sampai bintang tebar pesona, karena, yah, memang .. jayus. -_-
Namun aku tahu, semua itu memang konsekuensinya.
Sekali lagi kata-katanya Angel terngiang di telingaku.

Kemarin termasuk salah satu hari sibuk yang berpotensi menyebabkan vertigo; aku harus belajar untuk evaluasi fisika dan sejarah, juga harus les mandarin.
Nyehehe, wow. >:)


Bukannya lantas nggak belajar, lah.

Tapi semua itu memang ada waktunya, ada konsekuensinya sendiri-sendiri.
Sebelum les aku lanjutin ini novel, dan alhasil malam kemarin - sekitar pukul 21.30 - jari-jariku kembali menari di atas keyboard, berperang dengan waktu.
Haha.

And the fact is .. GOD IS GOOD! :D
THOSE FINGERS WON THE BATTLE!

Aku pun langsung norak, senyum-senyum sendiri di depan laptop, kemudia
n dengan gencar menekan tombol print screen.

Kata-kata yang paling bawah itu masih senantiasa mendampingiku. :)



Oh ya, satu hal yang kukagumi, di tengah segala jenis kenorakan yang mencapai pada puncaknya itu, rupanya otakku masih sedikit-banyak bekerja.
Ha, jadi ini tentu saja kali pertama aku tahu persis kapan pertama kali aku memulai sebuah novel, dan kapan novel itu tumbuh dewasa sepenuhnya - 23.11.10-22:38 :D

Jadi, itulah dia.
Perjalanan dari seni yang tak terdeskripsikan.
Perjalanan yang belum usai .. namun baru saja dimulai.

Dan ngomong-ngomong, for everyone .. merci beaucoup.

1. Thanks to my Jesus Christ, yang sudah membiarkanku terdampar dalam pulau tempat hatiku berlabuh ini, dan telah membimbing jari-jariku untuk menari di atas keyboard.

2. To my family, especially mama, thank you udah memompa aku, nanyain hal-hal seputar kursus menulis, and anything else. Btw, mom, I've done with my newest novel, forget about Setetes Embun Malam. :)

3. My friends, the best I have ever had, THANK YOUUU! :D Untuk Angel yang sudah memacu aku sedimikian rupa seperti yang di atas itu, untuk Clara yang udah bilang aku 'hebat' padahal nggak, untuk Abbey yang berdecak-decak ria kalau aku berlutut di hadapan writer's block, untuk Fanie yang dengan antusias nanyain gimana kabar ceritaku. :) And for all of you, guys, yang secara sadar atau tidak sudah turut menyuntikkan kontribusi. - And hey, jangan lupain hal-hal kecil, thanks to James too, contohnya, yang sudah memberitahu aku berapa jam perjalanan Indonesia-Eropa. :)

4. EVERYONE ELSE, THANK YOU SO MUCH! :) -lovelovelove!


I will never stop, cos I'm climbing the stairs of my dream...

Rabu, 17 November 2010

Welcome Back to Surabaya


We.
Met.
Again.
Yesterday.

Yes, the day before today. :p

._______.
nevermind.

So, yeah.
Yabadabaadoo!
She came back yesterday.
Til next year, if I'm not wrong?

Welcome back to Surabaya!


Sabtu, 13 November 2010

Robert Louis Stevenson


Memperingati ulang tahun Robert Louis Stevenson yang ke-160.

Seorang penulis asal Skotlandia yang sudah menginspirasi banyak orang lewat untaian kata demi katanya.

Di dalam tubuhnya yang sakit-sakitan, muncul semangat menulis yang membara.
Sepanjang hidupnya, ia menulis giat sekali.
Berawal dari menulis essay, hingga berbuah ke fiksi, kisah perjalanan, syair-syair, dan semuanya.

Kalian tahu apa?
Karya pertamanya diterbitkan kala ia berusia 15 tahun.
Satu lagi bukti kalau impian memang bisa diraih tanpa mengenal waktu.

I am young ... So what?!
(Quoted from Ma'am Ella)

Kamis, 04 November 2010

Mélodie d'Amour

Hello there. :)

Yeah, if you want me to be honest, rencanaku dalam hati untuk menghilang dari dunia perselancaran internet sebelum tanggal 15 November musnah sudah. X_X

Kay, kenapa 15 November?
Jadi.. begini. -_-

Angel, Abbey, Clara, Fanie dan aku lagi buat novel, judulnya 'Elemen: Segi-Segi Kehidupan'.
Well, masih sedikit banget sih, paling cuma 3 halaman.
Tapi, kita - terutama Angel dan aku - nafsu abis-abisan untuk nerbitin itu novel. :p
Dan kalaupun nggak diterbitin, setidaknya novel itu akan jadi hadiah kelulusan terbaik untuk kami, isn't it? :')

But as you know, I'm working on my own novel too,
Mélodie d’Amour.
Aku juga tentunya mau terbitin novel satu itu, dan it'll be really hard if I have to divide my mind (?), antara Elemen: Segi-Segi Kehidupan dan
Mélodie d’Amour.

Jadi, aku udah buat perjanjian sama Angel, aku bakal selesaiin novel ini sebelum tanggal 15 November.
Yayaya, aku udah melanggar perjanjianku sendiri kalau aku akan selesaiin novel itu sebelum SCS. -___-
Let's forget it (HAHA!) and focus on my new target. :)
Aku tahu yang satu ini possible, so wish me luck! :)

Halaman berapa sekarang?
Rahasia. :P

Yang pasti, aku baru aja melewati sesi di mana Brandon bikin lagu untuk Emily dan menyanyikannya. :')
Omagash, I love this part!
And let me show you .. here.

"Dalam degub jantung ini
Terasa irama yang membuncah
Denyut yang mengisi warna
Mélodies de l'amour
(1)
Il a rempli la salle avec le coeur ton
(2)

Mengajakku terbang melayang
Melintasi pelangi menapaki awan
Menembus atmosfir bersamanya
Mélodies de l'amour
Il a rempli la salle avec le coeur ton

Mélodies de l'amour
Mengisi dan meluruh dalamnya
Berkejaran dalam hidup dan mimpi
Astaga, itulah dia
Siapakah yang tahu
Rahasia hati yang tersimpan dalam bilik kalbu
Il a rempli la salle avec le coeur ton

Mélodies de l'amour
Il a rempli la salle avec le coeur ton..."



Nb:
(1): Melodi-melodi cinta itu
(2): Bersama nada ia mengisi lorong hati

Baby, I'm climbing the stairs of my dream..